Karnaval APEKSI 2025 sukses menghadirkan kejutan budaya dari berbagai daerah di Indonesia, namun penampilan Kota Pontianak dengan ikon Tugu Khatulistiwa menjadi salah satu yang paling menyita perhatian warga Surabaya.
Digelar di pusat Kota Surabaya, karnaval ini menjadi bagian dari Munas VII Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI). Kota Pontianak tampil memukau lewat parade budaya bertema Tugu Khatulistiwa, Sungai Kapuas, Meriam Karbit, dan Aloe Vera—empat simbol khas ibu kota Kalimantan Barat.
Daftar Isi Berita Karnaval APEKSI 2025
Pontianak Bawa Tugu Khatulistiwa ke Jalan Tunjungan
Rombongan Pemerintah Kota Pontianak dipimpin langsung oleh Wali Kota Edi Rusdi Kamtono bersama istri, Yanieta Arbiastutie. Mereka ikut berparade di sepanjang rute dari Jalan Tunjungan hingga Balai Pemuda Jalan Gubernur Suryo, Surabaya.
Warga yang memadati jalur parade tampak terpukau saat kostum raksasa berbentuk Tugu Khatulistiwa melintas. Dilengkapi hiasan cahaya dan detil ornamen khas, penampilan ini langsung mendapat sambutan meriah dari penonton.
Kostum Aloe Vera Menjadi Pusat Perhatian
Salah satu kostum yang mencuri perhatian publik adalah kostum Aloe Vera. Dikenakan oleh model muda bernama Resta Farha (18), kostum ini dirancang dengan sentuhan warna hijau segar dan bentuk yang menyerupai pelepah lidah buaya.
“Kenapa memilih Aloe Vera? Karena di Pontianak, budidayanya sangat besar dan jadi produk unggulan,” ujar Resta. Ia menjelaskan bahwa Aloe Vera dari Pontianak bukan hanya digunakan untuk kosmetik, tapi juga diolah menjadi minuman, teh, hingga kerupuk.
Budaya Sungai Kapuas dan Meriam Karbit Ikut Ditampilkan
Selain Tugu Khatulistiwa, kekayaan budaya lainnya seperti Sungai Kapuas dan tradisi Meriam Karbit ikut ditampilkan dalam parade. Model yang mengenakan kostum Sungai Kapuas tampil dengan detail aliran air dan miniatur jembatan, menggambarkan pentingnya sungai ini bagi masyarakat Kalbar.
Sementara itu, Meriam Karbit yang biasa dimainkan saat menyambut Idulfitri di Pontianak digambarkan dalam bentuk ornamen besar yang didekorasi menyala. Keduanya sukses memperkuat citra Pontianak sebagai kota budaya yang otentik.
Warga Surabaya Terkesima dengan Ragam Budaya Pontianak
Vista, warga Surabaya berusia 27 tahun, menyampaikan kekagumannya atas penampilan Kota Pontianak. Menurutnya, kehadiran rombongan dari Kalimantan Barat menjadi kejutan menyenangkan dalam acara budaya berskala nasional ini.
“Pesertanya datang dari jauh, tampilannya keren banget. Saya sampai terpana lihat kostum Tugu Khatulistiwa. Ini pengalaman luar biasa buat warga Surabaya,” ujarnya.
Vista juga menyambut baik kehadiran para wali kota yang ikut langsung berbaur dengan warga. “Jarang bisa lihat pemimpin dari daerah lain secara langsung di jalan seperti ini,” tambahnya.
Komitmen Pemkot Pontianak Angkat Budaya Lokal
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyatakan bahwa keikutsertaan dalam Karnaval APEKSI adalah bentuk nyata komitmen untuk mempromosikan budaya Pontianak di tingkat nasional.
“Alhamdulillah, Kota Pontianak malam hari ini telah sukses menampilkan budaya khas daerah kita. Hal ini menggambarkan keragaman Kota Pontianak untuk Indonesia. Kita berpartisipasi dalam karnaval budaya dan akan terus menggali potensi budaya daerah,” ungkap Wali Kota Edi usai mengikuti Karnaval Budaya, Jumat (9/5/2025) malam.
Edi juga menegaskan pentingnya memberikan ruang ekspresi kepada para seniman lokal. Menurutnya, pelestarian budaya bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga bagian dari jati diri masyarakat Kota Pontianak.
“Kita ingin menunjukkan bahwa Pontianak memiliki keragaman budaya yang sangat kaya dan patut untuk dibanggakan,” ujarnya.
“Kita akan terus mendukung para pelaku budaya dan seniman lokal sebab ini adalah bagian dari tanggung jawab kita untuk menjaga dan melestarikan warisan budaya Kota Pontianak,” sebutnya.
Pontianak dan Budaya untuk Indonesia
Karnaval Budaya APEKSI 2025 menjadi panggung bagi Kota Pontianak untuk menunjukkan identitas, kreativitas, dan kekuatan budaya lokal. Keikutsertaan dalam event ini bukan hanya promosi wisata, tetapi juga ajang mempererat persatuan lewat keberagaman.
Dengan semangat ini, Pontianak tampil tidak hanya sebagai kota di garis khatulistiwa, tetapi juga sebagai pusat budaya yang mampu bersinar di panggung nasional.