Industri hiburan AS masuki era PHK dan otomatisasi seiring langkah efisiensi sejumlah raksasa media yang kini beralih ke strategi berbasis kecerdasan buatan dan penataan ulang struktur tenaga kerja.
Gelombang terbaru datang dari Paramount Skydance (PSKY.O) yang dikabarkan akan memangkas sekitar 1.000 karyawan pasca-merger besar dengan Skydance Media pada Juli 2025 lalu.
Informasi ini dikonfirmasi melalui laporan Reuters, Selasa (28/10/2025), yang menyebut pemutusan hubungan kerja tersebut mencakup sekitar 5 persen dari total pegawai Paramount sebelum merger rampung.
Langkah efisiensi itu disebut sebagai bagian dari restrukturisasi setelah perusahaan resmi melebur dengan nilai transaksi mencapai USD 8,4 miliar.
Industri Hiburan AS : Restrukturisasi Paramount Skydance dan Dampaknya
Bergabungnya Paramount Global dan Skydance Media melahirkan kekuatan baru di industri hiburan Amerika Serikat. Dari sisi aset, perusahaan kini menaungi jaringan bisnis besar seperti Paramount Pictures, CBS, MTV, Nickelodeon, serta divisi animasi dan produksi film kelas internasional milik Skydance.
Namun di balik euforia merger, penyelarasan manajemen membawa konsekuensi pada sisi ketenagakerjaan. Posisi-posisi yang dianggap tumpang tindih mulai dipangkas, sementara struktur organisasi disederhanakan untuk memperkuat efisiensi dan ketahanan jangka panjang.
Bagi dunia bisnis, hal ini dianggap wajar: merger besar hampir selalu disertai gelombang PHK. Namun bagi ribuan pekerja industri, transformasi ini terasa sebagai perubahan iklim kerja dari stabilitas ke ketidakpastian.
Efisiensi Bukan Sekadar Pemangkasan, Tapi Pergeseran Arah
PHK di Paramount Skydance bukan kejadian tunggal. Dalam waktu hampir bersamaan, Amazon juga mengumumkan pemangkasan hingga 30.000 pegawai korporat sebagai bagian dari strategi efisiensi biaya dan penyesuaian pasca-percepatan perekrutan di masa pandemi.
PHK massal ini berdampak pada logistik, sistem pembayaran digital, divisi permainan video, hingga bisnis cloud melalui Amazon Web Services (AWS). Banyak karyawan menerima pemberitahuan PHK melalui email, menciptakan atmosfer psikologis yang penuh kecemasan di internal perusahaan.
Microsoft dan Disney melakukan langkah serupa pada pertengahan 2025. Tekanan biaya produksi konten yang semakin mahal, pergeseran konsumsi publik ke platform digital, serta persaingan ketat antarplatform streaming membuat efisiensi menjadi “kenormalan baru” di sektor ini.
Peran Artificial Intelligence: Dari Infrastruktur ke Tenaga Kerja
AI jadi fondasi strategi bisnis baru
CEO Amazon, Andy Jassy, dalam memo internalnya bahkan menyebut bahwa keberadaan AI generatif dan otomatisasi sudah mengubah cara perusahaan menilai kebutuhannya terhadap tenaga kerja.
“Kita akan membutuhkan lebih sedikit orang untuk melakukan beberapa pekerjaan yang ada saat ini, dan lebih banyak orang untuk melakukan jenis pekerjaan baru,” tulisnya.
Kondisi serupa berlaku di ranah hiburan. Produksi konten, pengeditan gambar, perancangan set, desain animasi, hingga penulisan dialog kini perlahan dipadukan dengan pipeline AI. Hasilnya: tugas-tugas repetitif tidak lagi memerlukan tenaga kerja dalam jumlah besar.
PHK sebagai Harga Perubahan Paradigma
Analis ketenagakerjaan menyebut bahwa industri hiburan dan teknologi kini bergerak menuju model ekonomi baru: efisiensi struktur, investasi besar di AI, dan pengurangan biaya operasional melalui otomatisasi.
Trennya tidak semata-mata soal pengurangan pegawai, tetapi juga perubahan kurva kebutuhan keterampilan. Perusahaan lebih banyak mencari pekerja dengan literasi teknologi tinggi, bukan sekadar keterampilan produksi konvensional.
Bagi Paramount Skydance, gelombang PHK ini adalah fase penataan kembali fondasi. Perusahaan harus bersaing dengan Netflix, Amazon Prime Video, Disney+, dan platform independen berbasis AI yang semakin agresif memproduksi konten cepat dan murah.
Masa Depan Tenaga Kerja Media: Mengecil, Tapi Lebih Terampil
Tren ini menunjukkan masa depan industri hiburan tidak lagi ditentukan oleh jumlah pekerja, melainkan oleh kemampuan adaptasi. Para analis menyebutkan bahwa pekerjaan baru terutama dalam bidang AI kreatif, data storytelling, produksi virtual, dan pipeline animasi digital akan menggantikan sebagian fungsi lama.






