Permohonan maaf Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad disampaikan langsung di hadapan mahasiswa yang hadir dalam audiensi di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (3/9/2025).
Dengan suara tenang namun penuh penekanan, Dasco mengakui adanya kekeliruan dan kekurangan DPR dalam menjalankan tugas sebagai wakil rakyat.
Dasco juga menyampaikan duka mendalam atas meninggalnya Affan Kurniawan, pengemudi ojek online yang tewas dilindas kendaraan taktis Brimob di kawasan Pejompongan, Jakarta Pusat. Tragedi itu menjadi luka bersama sekaligus titik balik untuk mengevaluasi hubungan negara dan rakyat.
Permohonan Maaf Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad: Dukacita untuk Korban Tragedi
Di hadapan mahasiswa, Sufmi Dasco Ahmad memulai dengan ucapan belasungkawa. Ia tidak hanya menyinggung Affan, tetapi juga menyebut seluruh korban yang gugur saat penyampaian pendapat di jalanan.
“Pertama-tama, selaku pimpinan DPR, kami dalam kesempatan ini mengucapkan dukacita yang sangat mendalam atas berpulangnya Affan Kurniawan dan seluruh korban kejadian aksi penyampaian pendapat yang terjadi beberapa waktu yang lalu,” ucap Dasco dengan nada serius.
Pernyataan ini sontak mendapat perhatian mahasiswa yang hadir. Mereka menilai pernyataan belasungkawa adalah bentuk pengakuan bahwa tragedi ini tidak bisa dipandang sebagai insiden kecil, melainkan kegagalan besar dalam melindungi warga negara.
Permintaan Maaf DPR
Usai menyampaikan belasungkawa, Dasco melanjutkan dengan pernyataan yang lebih berat: permohonan maaf DPR.
“Selaku pimpinan DPR kami menyatakan permohonan maaf atas kekeliruan serta kekurangan kami sebagai wakil rakyat dalam menjalankan tugas dan fungsi mewakili aspirasi masyarakat yang selama ini menjadi tanggung jawab kami,” kata Dasco.
Kalimat itu disambut sorot mata serius dari mahasiswa. Mereka menunggu lebih dari sekadar kata-kata, mereka menuntut bukti nyata bahwa DPR benar-benar melakukan perubahan.
Janji Evaluasi Menyeluruh
Dasco menyadari permintaan maaf saja tidak cukup. Ia menekankan bahwa DPR akan menjadikan momentum ini sebagai titik balik perbaikan institusi.
“Tentunya permintaan maaf kami ini tidak cukup tanpa evaluasi dan perbaikan secara menyeluruh dan akan dilakukan dalam waktu yang sesingkat-singkatnya,” ujar Dasco.
Pernyataan ini seolah menjadi komitmen resmi dari parlemen untuk membangun ulang kepercayaan publik. Evaluasi menyeluruh yang dijanjikan bukan hanya sebatas formalitas, melainkan perombakan serius terhadap cara DPR menjalankan fungsi pengawasan, legislasi, dan representasi.
Mahasiswa: Harapan dan Skeptisisme
Bagi mahasiswa yang hadir, pernyataan Sufmi Dasco Ahmad dianggap sebagai sinyal positif, tetapi belum cukup. Mereka menilai permintaan maaf harus diikuti langkah nyata yang terlihat dalam kebijakan maupun keputusan DPR ke depan.
Sebagian mahasiswa menyambut baik komitmen evaluasi, sementara sebagian lain masih skeptis. Mereka mengingatkan bahwa janji reformasi sering kali menguap tanpa hasil, sehingga kali ini harus ada pengawalan ketat dari publik.