Indonesia raih respons positif AS dalam negosiasi tarif impor. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengumumkan bahwa Pemerintah Amerika Serikat memberikan respons positif terhadap proposal Indonesia dalam negosiasi tarif impor.
Pertemuan berlangsung di Washington, D.C., pada 16–23 April 2025, sebagai bagian dari upaya Indonesia untuk menghindari dampak dari kebijakan tarif resiprokal sebesar 32% yang diumumkan oleh Presiden Donald Trump pada awal April lalu.
“Dengan komunikasi awal yang terjalin baik, Indonesia menjadi salah satu first mover dan akan mendapatkan keuntungan dalam proses perundingan ini,” ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers pada Jumat (25/4/2025).
Indonesia Raih Respons Positif AS
Lima Fokus Strategis Indonesia
- Menjaga ketahanan energi nasional.
- Memperjuangkan akses pasar ekspor Indonesia ke AS dengan tarif yang kompetitif.
- Mendorong deregulasi untuk mendukung dunia usaha dalam negeri sekaligus menciptakan lapangan kerja.
- Mendapatkan nilai tambah dari kerja sama rantai pasok industri strategis dan mineral kritis.
- Membuka akses terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama di bidang kesehatan, pertanian, dan energi terbarukan.
Airlangga Hartarto menambahkan bahwa AS mengapresiasi pendekatan dan proposal dari Indonesia, yang mengutamakan kepentingan nasional namun tetap memperkuat hubungan bilateral.
Langkah Konkret: Pembentukan Working Group
Sebagai tindak lanjut, kedua negara sepakat membentuk kelompok kerja (working group) untuk mempercepat penyelesaian negosiasi tarif impor. Kelompok ini akan fokus pada pembahasan teknis mengenai hambatan tarif maupun non-tarif yang dinilai merugikan perusahaan-perusahaan AS, serta potensi deregulasi di Indonesia untuk mendukung dunia usaha.
Indonesia sebagai Mediator Global
Menariknya, Indonesia tidak hanya fokus pada kepentingan bilateral dengan AS, tetapi juga berperan sebagai mediator dalam reformasi perdagangan global. Sri Mulyani mengungkapkan bahwa AS merasa menjadi korban dari globalisasi, sehingga menerapkan kebijakan tarif impor sebagai bentuk perlindungan. Hal ini membuka peluang bagi Indonesia untuk mendorong reformasi perdagangan global melalui forum-forum internasional seperti G20 dan IMF Spring Meeting.
Prospek Ekonomi Indonesia
Meskipun menghadapi tantangan dari kebijakan tarif AS, Indonesia tetap optimis terhadap pertumbuhan ekonomi. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi sekitar 5% pada 2025, dengan upaya mitigasi dampak tarif melalui peningkatan impor dari AS dan pengurangan hambatan non-tarif. Namun, IMF memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia akan berada di angka 4,7%
“Biar nggak ketinggalan info penting dan update berita terbaru, langsung aja ikuti Gencilnews lewat WhatsApp Channel. Praktis, cepat, dan pastinya terpercaya!”