Konten medsos menjadi salah satu faktor yang memengaruhi terduga pelaku ledakan di SMAN 72 Kelapa Gading, Jakarta Utara. Pelaku yang masih berusia 17 tahun itu kini tengah menjalani perawatan intensif akibat luka berat yang dideritanya.
Dugaan ini disampaikan oleh Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad usai menjenguk korban di RS Islam Cempaka Putih, Jakarta Pusat, Jumat (7/11/2025).
Dasco menyampaikan keprihatinan mendalam atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan pentingnya peran sekolah dan orang tua dalam mengawasi penggunaan gawai (gadget) oleh para pelajar, terutama dalam mengakses konten daring yang berpotensi memengaruhi perilaku dan psikologis remaja.
“Ya kita imbau kepada sekolah-sekolah untuk menerapkan asas kehati-hatian, terutama kepada para murid. Jangan melihat-lihat gadget sembarangan. Itu antara lain mungkin karena pengaruh dari media sosial,” ujar Dasco
Dugaan Pengaruh Konten Medsos dan Tekanan Psikologis
Pernyataan Dasco mencerminkan kekhawatiran yang lebih luas tentang dampak media sosial terhadap remaja. Di tengah derasnya arus informasi, konten kekerasan dan ekstrem kerap beredar bebas tanpa penyaringan.
Polisi menduga pelaku yang masih berstatus pelajar itu bisa saja terinspirasi atau termotivasi oleh konten tertentu di dunia maya. Sementara itu, beberapa teman sekolahnya mengungkapkan bahwa pelaku dikenal pendiam dan sering menyendiri.
Seorang siswa berinisial Z, teman sekelas terduga pelaku, menyebut bahwa pelaku sempat menunjukkan tanda-tanda tekanan mental.
“Katanya dia sering menyendiri, jarang bergaul, dan suka bikin gambar-gambar tentang darah dan tembak-tembakan,” ujar Z.
Beberapa saksi lain juga menuturkan bahwa pelaku diduga pernah mengalami perundungan (bullying) di lingkungan sekolah, meski hal ini masih dalam tahap penyelidikan polisi.
Kronologi Ledakan di SMAN 72
Peristiwa ledakan di SMAN 72 Jakarta Utara terjadi pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 WIB, bertepatan dengan waktu salat Jumat di masjid sekolah. Suara ledakan keras membuat panik para siswa dan guru yang tengah beraktivitas.
Polisi menemukan benda yang diduga bom rakitan di dekat tubuh pelaku yang tergeletak di belakang sekolah. Meski tidak ada korban jiwa, puluhan siswa mengalami luka akibat serpihan dan tekanan ledakan.
Kapolda Metro Jaya Irjen Asep Edi Suheri memastikan bahwa kepolisian masih mendalami motif dan latar belakang kejadian.






