Kritik Tajam Wagub Kalbar Soal Kebijakan PPATK Bekukan Rekening

- Jurnalis

Selasa, 5 Agustus 2025 - 06:23 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Kritik Tajam Wagub Kalbar Soal Kebijakan PPATK Bekukan Rekening

Kritik Tajam Wagub Kalbar Soal Kebijakan PPATK Bekukan Rekening

Kritik tajam Wagub Kalbar soal kebijakan PPATK bekukan rekening bank yang tidak aktif selama tiga bulan kembali menyorot pentingnya kepekaan pusat terhadap kondisi riil di daerah.

Krisantus Kurniawan, Wakil Gubernur Kalimantan Barat, menyebut kebijakan tersebut berpotensi melanggar hak asasi manusia dan menimbulkan gejolak sosial, terutama di wilayah-wilayah terpencil.

“Itu melawan Hak Asasi Manusia,” tegas Krisantus dalam kunjungan kerjanya ke Sekretariat DPD PDI Perjuangan Provinsi Bali, Kamis (31/7/2025).

Rencana PPATK yang akan memblokir rekening tidak aktif selama tiga bulan dinilai Krisantus sebagai kebijakan yang tidak relevan dan mengabaikan realitas geografis serta sosial ekonomi masyarakat di Kalimantan Barat.

Rakyat Pedalaman Bisa Jadi Korban

Krisantus mengungkapkan, banyak warga di pedalaman Kalbar membuka rekening bukan untuk keperluan transaksi digital, melainkan sekadar untuk menyimpan uang dengan aman.

“Apalagi kami di Kalbar tidak semua punya internet. Masih banyak daerah blankspot. Orang-orang di kampung bikin rekening cuma untuk simpan uang, bukan buat transaksi. Mereka nggak punya ATM, nggak bisa transfer, bahkan nggak ngerti buka rekening online,” jelasnya seperti dikutip dari Kalbaronline

Baca Juga :  Ria Norsan dan Krisantus Kurniawan Jalani Pemeriksaan Kesehatan

Menurutnya, pemblokiran sepihak terhadap rekening ‘tidak aktif’ justru bisa menghukum masyarakat yang paling termarjinalkan, bukan pelaku kejahatan keuangan seperti yang menjadi sasaran utama PPATK.

Kritik Tajam Wagub Kalbar: Ini Api dalam Sekam

Krisantus menyampaikan peringatan serius kepada pemerintah pusat agar tidak menerapkan kebijakan ini secara serampangan. Ia menilai, tanpa pendekatan berbasis wilayah dan pemahaman atas kondisi masyarakat, kebijakan ini justru bisa memicu keresahan.

“Kalau ini terjadi di Kalbar, saya akan bersuara keras. Bahkan saya akan minta rakyat untuk turun aksi. Ini api dalam sekam,” ujarnya lantang.

Pernyataan ini mempertegas bahwa dampak kebijakan yang tak memperhitungkan konteks lokal bisa meluas menjadi persoalan politik dan sosial.

Wajib Tahu! Rekening ‘Pasif’ Tak Selalu Terkait Kejahatan

PPATK sebelumnya menyatakan bahwa rencana pemblokiran rekening pasif adalah bagian dari strategi mencegah pencucian uang dan tindak pidana lainnya. Namun, Krisantus menekankan bahwa tidak semua rekening tidak aktif berkaitan dengan aktivitas kriminal.

“Banyak warga kami menyimpan uang di bank tanpa transaksi selama berbulan-bulan. Mereka bukan koruptor, bukan pelaku pencucian uang. Mereka hanya tidak punya akses,” katanya.

Baca Juga :  Ria Norsan - Krisantus Kurniawan Dilantik Hari Ini, Siap Memimpin Kalbar

Ia meminta agar pemerintah pusat tidak menerapkan sistem satu pintu yang mengabaikan keragaman kondisi antarwilayah.

Kepercayaan Publik Terancam

Lebih jauh, Krisantus menyoroti potensi menurunnya kepercayaan publik terhadap sistem perbankan jika masyarakat merasa hak mereka atas simpanan pribadi bisa diambil begitu saja.

Jika ini terus berlangsung, kata dia, bukan tidak mungkin masyarakat kembali menyimpan uang di rumah karena takut rekening mereka dibekukan tanpa peringatan atau pemahaman yang jelas.

“Pada prinsipnya, saya tidak setuju. Seharusnya kebijakan seperti itu tidak dikeluarkan,” pungkasnya.

Pemerintah Pusat Diminta Tinjau Ulang

Pernyataan Krisantus menjadi cerminan keresahan di tingkat daerah, terutama di wilayah-wilayah dengan akses teknologi dan layanan keuangan yang belum merata. Ia berharap, pemerintah pusat, termasuk PPATK dan regulator keuangan lainnya, melakukan kajian ulang serta berdialog dengan pemerintah daerah sebelum memberlakukan kebijakan sensitif seperti ini.

Kebijakan digital memang diperlukan untuk menjaga keamanan sistem keuangan nasional. Namun, kebijakan yang baik juga harus adil, manusiawi, dan mempertimbangkan keterbatasan masyarakat di pelosok negeri.

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Krisantus Kurniawan Klarifikasi Pantun Viral Gubernur
Proses Hukum Kasus Oli Palsu di Kalbar Masuk Tahap Baru
Skandal Makan Gratis Ketapang: Dapur Tanpa Sertifikat Terbongkar
Pemprov Kalbar Gandeng Swasta Hadirkan Internet Gratis di 9 SMA Kalbar
Pelatihan ALAKE Singkawang: Aparat Dibekali Menyusun Anggaran Tepat
Wali Kota Singkawang Kecewa, Camat dan Lurah Mangkir Ikut Pelatihan
SMA Garuda Kalimantan Barat Siap Dibangun, Seleksi 100% Transparan
Teka-teki Pengisi Kursi Plt Kadisdikbud dan Kabiro Hukum Terjawab

Berita Terkait

Selasa, 7 Oktober 2025 - 00:11 WIB

Krisantus Kurniawan Klarifikasi Pantun Viral Gubernur

Rabu, 1 Oktober 2025 - 00:43 WIB

Proses Hukum Kasus Oli Palsu di Kalbar Masuk Tahap Baru

Jumat, 26 September 2025 - 00:57 WIB

Skandal Makan Gratis Ketapang: Dapur Tanpa Sertifikat Terbongkar

Rabu, 24 September 2025 - 00:21 WIB

Pemprov Kalbar Gandeng Swasta Hadirkan Internet Gratis di 9 SMA Kalbar

Kamis, 18 September 2025 - 08:52 WIB

Pelatihan ALAKE Singkawang: Aparat Dibekali Menyusun Anggaran Tepat

Berita Terbaru

Shin Tae-yong dikenal publik Indonesia sebagai pelatih yang membawa Timnas Indonesia menembus Piala Asia 2023 dan tampil impresif di Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. - foto wikipedia

Sepak Bola

Ulsan HD Pecat Shin Tae-yong, Konflik Pemain Jadi Biang Kerok

Sabtu, 11 Okt 2025 - 00:48 WIB

Proyek Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) merupakan proyek strategis nasional yang diresmikan sebagai simbol kemajuan transportasi Indonesia. - foto Dok

Bisnis

Purbaya Tolak APBN Bayar Utang KCIC Jakarta–Bandung

Sabtu, 11 Okt 2025 - 00:25 WIB