Skrining TBC Pontianak: 1.118 warga Pontianak positif TBC terungkap dalam investigasi kesehatan massal yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pontianak.
Pemeriksaan ini difokuskan di Kecamatan Pontianak Barat sejak Jumat (13/6/2025), sebagai upaya menyeluruh Pemerintah Kota (Pemkot) dalam menekan angka penularan Tuberculosis (TBC).
Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono menjelaskan bahwa program skrining ini merupakan bagian dari komitmen Asta Cita Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka, serta program Quick Win Pemkot Pontianak.
Wali Kota: Lingkungan dan Hunian Harus Dicek, Bukan Hanya Warga
Menurut Edi, pemeriksaan bukan hanya dilakukan pada warga, tetapi juga pada kondisi hunian mereka. Rumah dengan ventilasi buruk, pencahayaan minim, serta kelembaban tinggi disebut sebagai faktor utama mempercepat penularan.
“Kondisi rumahnya juga didata. Jika ada hal yang perlu ditangani, akan dibantu lewat Dinas PUPR dengan program Bedah Rumah,” tegas Edi.
Langkah ini dilakukan karena lingkungan tempat tinggal punya pengaruh besar terhadap kesembuhan dan penularan TBC, terutama di kawasan padat penduduk seperti Pontianak Barat.
Dinkes: Penyembuhan Gratis, Tapi Warga Harus Konsisten Minum Obat
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pontianak, Saptiko, menyampaikan bahwa program skrining ini bertujuan menemukan kasus secara dini dan menjamin semua penderita mendapatkan pengobatan hingga sembuh.
“Jika minum obat selama dua minggu pertama, penderita sudah tidak bisa menularkan penyakitnya. Tapi mereka wajib melanjutkan hingga enam bulan penuh untuk sembuh total,” jelasnya.
Semua pembiayaan, dari pemeriksaan hingga pengobatan, sepenuhnya ditanggung oleh BPJS Kesehatan.
Tiga Pihak Kawal Pengobatan: Keluarga, Kader, dan Puskesmas
Saptiko menekankan bahwa keberhasilan pengobatan tak bisa berdiri sendiri. Tiga pihak utama yang harus terlibat aktif adalah:
- Keluarga pasien, sebagai pendukung moral dan pengingat minum obat.
- Kader TBC, yang rutin memantau progres penderita di lapangan.
- Petugas Puskesmas, yang bertanggung jawab pada distribusi obat dan edukasi lanjutan.
“Jangan sampai pasien berhenti di tengah jalan. Karena itu bisa menyebabkan TBC menjadi lebih sulit disembuhkan bahkan kebal obat,” tegasnya.
Data Mengejutkan: 1.118 Kasus Aktif di Tahun 2025
Berdasarkan data terbaru dari Dinkes Kota Pontianak, hingga pertengahan tahun 2025 sudah ditemukan 1.118 warga positif TBC. Angka ini tergolong tinggi, dan menjadi peringatan serius bahwa penyebaran penyakit pernapasan ini masih sangat aktif.
“Per tahun 2025 ini ada 1.118 orang yang positif dan sudah dipantau untuk proses pengobatan. Di kecamatan lain akan kita lakukan juga ke depannya,” jelasnya.
Pemerintah menargetkan angka kesembuhan sebesar 95 persen, yang bisa tercapai bila masyarakat disiplin menjalani proses pengobatan.
Faktor Lingkungan Dominan Sebabkan Tingginya Penularan
Dari hasil skrining awal, banyak penderita TBC tinggal di lingkungan yang tidak memenuhi standar kesehatan, seperti:
- Rumah berdinding rapat tanpa ventilasi
- Tidak cukup pencahayaan alami
- Lantai lembap dan minim sirkulasi udara
Hal ini mendorong Pemkot untuk menyinkronkan program kesehatan dengan perbaikan infrastruktur rumah warga, agar penanganan berjalan tuntas dan berkelanjutan.
Warga Diimbau Jangan Takut Periksa TBC
Wali Kota Edi Kamtono dan Dinkes mengajak masyarakat agar tidak takut menjalani pemeriksaan TBC. Karena selain gratis, penyakit ini bisa disembuhkan sepenuhnya jika tertangani sejak dini.
Pemkot pun berkomitmen terus menyosialisasikan pentingnya edukasi dini tentang gejala TBC, serta mendekatkan layanan ke masyarakat hingga ke tingkat RT.