Pengukuran Serentak Balita Singkawang menjadi salah satu program unggulan dalam 100 hari kerja Wali Kota dan Wakil Wali Kota. Pemerintah Kota Singkawang melalui Dinas Kesehatan dan KB menggelar rapat koordinasi pada Selasa (6/5/2025) sebagai langkah strategis menyambut peluncuran program yang dijadwalkan pada 20 Mei mendatang.
Daftar Isi
Pengukuran Serentak Balita Singkawang Dorong Pencegahan Stunting
Program ini dirancang sebagai solusi nyata terhadap permasalahan gizi dan stunting yang masih menjadi tantangan di Kota Singkawang. Sekretaris Daerah Kota Singkawang, Sumastro, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam mengoptimalkan pelaksanaan pengukuran balita secara serentak di seluruh wilayah.
“Program ini masuk dalam tema besar 100 hari Ibu Wali Kota. Maka saya harap semua pihak dapat sungguh-sungguh menjalankannya. Jangan main-main,” ujar Sumastro dalam sambutannya.
Target Nasional 90 Persen, Singkawang Baru Capai 47 Persen
Berdasarkan data e-PPGBM, cakupan pengukuran balita di Singkawang tahun 2024 hanya berada pada angka 46,94 persen. Angka ini jauh di bawah target nasional sebesar 90 persen. Hingga Maret 2025, cakupan tersebut baru naik tipis menjadi 47,64 persen.
Kepala Dinas Kesehatan dan KB Kota Singkawang, Achmad Hardin, menjelaskan bahwa dari total 14.491 balita yang terdata di 171 Posyandu aktif, banyak yang belum terjangkau pengukuran. Padahal Posyandu telah rutin membuka layanan tiap bulan di 5 kecamatan dan 26 kelurahan.
“Dinas Kesehatan tidak bisa bekerja sendiri. Dukungan semua pihak sangat diperlukan agar target ini tercapai,” katanya.
Langkah Taktis: Komitmen Kolektif dan Percepatan Aksi
Sekda Sumastro meminta seluruh unsur percepatan untuk bersiap bekerja ekstra setelah tanggal 20 Mei. Ia mendorong prinsip kerja luar biasa dari seluruh jajaran pemerintah dan lembaga terkait.
“Ini bukan kerja biasa. Setelah launching, semuanya harus tancap gas,” tegasnya.
Capaian pengukuran menjadi indikator kunci dalam pencegahan stunting dan pendeteksian dini gizi buruk. Kota Singkawang saat ini menempati peringkat ke-8 cakupan pengukuran balita di Kalbar dan peringkat ke-4 terbanyak kasus gizi buruk.
Singkawang Perlu Akselerasi Program Gizi Balita
Program Pengukuran Serentak Balita Singkawang tidak hanya penting bagi validasi data gizi, tetapi juga untuk intervensi cepat terhadap balita yang mengalami masalah kesehatan.
“Dengan pengukuran yang optimal, kita bisa menekan angka gizi buruk dan menurunkan potensi stunting secara signifikan,” tutup Achmad Hardin.