Proses Novemdiales atau masa berkabung resmi telah dimulai dan akan berlangsung selama sembilan hari berturut-turut.
Kabar duka datang dari Tahta Suci. Paus Fransiskus wafat dalam usia 88 tahun, Senin pagi waktu Vatikan.
Pemimpin Gereja Katolik dunia itu mengembuskan napas terakhir setelah berjuang melawan radang paru-paru ganda, sebagaimana dikonfirmasi oleh Vatikan dalam pernyataan resmi.
Disemayamkan di Basilika Santo Petrus, Bukan Dimakamkan di Bawahnya
Jenazah Paus Fransiskus akan disemayamkan di Basilika Santo Petrus agar umat dapat memberikan penghormatan terakhir.
Namun berbeda dari tradisi sebelumnya, Paus Fransiskus secara khusus meminta dimakamkan di Basilika Santa Maria Maggiore dengan peti mati kayu sederhana, sebagai wujud kerendahan hati dan penolakan terhadap kemewahan.
Prosedur Setelah Wafat: Cincin Dihancurkan, Apartemen Disegel
Setelah pengumuman wafat, Kardinal Kevin Farrell, yang menjabat sebagai Kamerlengo, langsung menjalankan prosedur kematian Paus:
- Menyegel apartemen pribadi Paus
- Menghancurkan Cincin Nelayan—simbol otoritas Paus
- Menonaktifkan segel resmi kepausan
Sesuai tradisi Gereja, tidak dilakukan otopsi terhadap jenazah Paus, kecuali ada alasan luar biasa.
Paus Fransiskus dan Warisan Kesederhanaannya
Selama masa kepemimpinannya sejak 2013, Paus Fransiskus dikenal luas karena sikap progresif, inklusif, dan sederhana.
Ia menolak tinggal di Istana Apostolik dan memilih tinggal di rumah tamu Vatikan. Ia sering menyerukan perdamaian lintas agama, membela kaum marginal, dan menentang kapitalisme yang eksploitatif.
Pemilihannya sebagai Paus dari Argentina menjadi simbol pembaruan Gereja Katolik dari pusat kekuasaan tradisional Eropa ke arah Selatan global.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google News Gencilnews dan Channel Gencilnews.com