Sistem Bank DKI kacau, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung mengambil tindakan tegas dengan mencopot Direktur IT Bank DKI Amirul Wicaksono.
Gangguan layanan transaksi Bank DKI yang terjadi sejak malam takbiran, 30 Maret 2025, menimbulkan gelombang protes dari para nasabah.
Tidak sedikit yang gagal mengakses tunjangan hari raya (THR) dan gaji, memicu kepanikan di tengah momentum Lebaran.
Keluhan membanjiri media sosial X (dulu Twitter), serta platform JakOne Mobile. Nasabah menyebut tidak bisa menarik dana, transfer, atau melakukan pembayaran digital melalui kanal resmi Bank DKI.
Bank DKI Minta Maaf, Sebut Pemeliharaan Sistem Sebagai Penyebab
Manajemen Bank DKI dalam pernyataan resminya menyampaikan permintaan maaf. Mereka mengklaim bahwa gangguan tersebut disebabkan oleh pemeliharaan sistem untuk peningkatan keamanan dan keandalan layanan.
“Pemeliharaan sistem dilakukan sebagai upaya penguatan keamanan dan keandalan sistem Bank DKI,” ujar perwakilan manajemen, Senin (31/3).
Namun, penjelasan ini tidak cukup menenangkan publik. Tekanan sosial meningkat setelah diketahui bahwa gangguan ini bukan yang pertama terjadi.
Gubernur Pramono Anung Copot Direktur IT: Ada Unsur Kelalaian dan Kebocoran
Menanggapi situasi ini, Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung bertindak cepat. Dalam rapat terbatas bersama direksi Bank DKI, ia mengumumkan pencopotan Direktur Teknologi Informasi Amirul Wicaksono.
“Saya putuskan pembebastugasan direktur IT-nya dilakukan segera, ini sudah keterlaluan,” tegas Pramono di Balai Kota, Selasa (8/4/2025).
Tak hanya itu, Pramono menginstruksikan pelaporan kasus ini ke Bareskrim dan memerintahkan audit menyeluruh oleh lembaga independen internasional.
Ia mengindikasikan adanya kebocoran dana dalam sistem digital Bank DKI, yang menurutnya “tidak mungkin tanpa melibatkan orang dalam.”
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google News Gencilnews dan Channel Gencilnews.com