Insiden Rainbow Slide di Ketapang menyisakan kepanikan dan keprihatinan mendalam bagi warga yang menyaksikannya. Perosotan warna-warni yang menjadi daya tarik utama wisata malam itu roboh saat tengah dipadati pengunjung, Sabtu (18/10/2025) malam. Enam orang menjadi korban, terdiri dari satu orang dewasa dan lima anak-anak.
Insiden Rainbow Slide di Ketapang Polisi Mulai Penyelidikan, Tanggung Jawab Diusut
Kapolres Ketapang, AKBP Muhammad Harris melalui Kasi Humas IPTU Niptah Alimudin mengatakan, penyelidikan langsung dilakukan sejak malam kejadian. Polisi telah mengamankan area wahana dan memanggil sejumlah pihak.
“Langkah-langkah yang kami ambil antara lain mengamankan lokasi kejadian, melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP), serta memanggil penanggung jawab wahana permainan dan saksi-saksi yang berada di lokasi untuk dimintai keterangan,” ujar IPTU Niptah
Seiring proses penyelidikan, wahana rainbow slide ditutup sementara hingga batas waktu yang belum ditentukan. Penutupan dilakukan bukan hanya sebagai bagian dari prosedur teknis, tetapi juga untuk memastikan tidak ada korban tambahan.
Dugaan Kelalaian dan Standar Keamanan Wahana
Salah satu fokus pemeriksaan adalah soal standar keamanan wahana permainan anak. Apakah pengecekan rutin dilakukan? Apakah ketentuan teknis instalasi dipenuhi? Dan siapa pihak yang paling bertanggung jawab?
Polisi masih mendalami penyebab ambruknya perosotan pelangi itu, apakah karena kesalahan teknis pemasangan, kelebihan beban, atau material yang tidak layak digunakan.
Respons masyarakat di sekitar lokasi memperlihatkan kekhawatiran yang sama: jangan sampai insiden seperti ini terulang.
“Penutupan dilakukan karena masih dalam proses olah TKP serta adanya kerusakan pada sarana permainan. Kami juga terus mendalami penyebab pasti ambruknya wahana,” terang IPTU Niptah Alimudin
Kronologi Insiden Rainbow Slide di Ketapang,
Wahana yang berdiri di halaman Kantor Kecamatan Air Upas itu ambruk sekitar pukul 20.00 WIB. Saat itu masih banyak keluarga yang baru saja datang membawa anak-anak untuk bermain. Dalam hitungan detik, struktur bagian tengah terlipat ke bawah, membuat para pengunjung terjatuh bersamaan.
Personel Polsubsektor Air Upas bergerak cepat, mengevakuasi korban ke Puskesmas Air Upas untuk mendapatkan perawatan medis. Kondisi enam korban disebut cukup parah, namun seluruhnya berhasil mendapatkan penanganan cepat dari tenaga kesehatan.
Tekanan Publik dan Harapan Penindakan Serius
Usai insiden, publik mulai mempertanyakan pengawasan terhadap wahana permainan yang seringkali berpindah lokasi dan tidak selalu melalui proses sertifikasi kelayakan. Sebagian warga menilai, keamanan seharusnya menjadi syarat utama, bukan sekadar formalitas.
Kecelakaan ini menjadi pengingat bahwa sarana hiburan masyarakat tidak boleh hanya dilihat dari sisi ekonomi atau keramaian. Ada keselamatan anak-anak yang dipertaruhkan.
Pemerintah Daerah Diminta Turun Tangan
Meski proses hukum ditangani kepolisian, desakan agar pemerintah daerah ikut terlibat semakin menguat. Pengawasan, perizinan, hingga prosedur pemeriksaan sarana permainan di ruang publik dinilai perlu diperketat, agar kejadian di Air Upas tidak menjadi pola berulang.
Bagi sebagian orang tua yang menyaksikan peristiwa itu secara langsung, pengalaman traumatisnya masih membekas. “Anak-anak hanya ingin bermain, mereka tidak tahu ada bahaya tersembunyi,” ujar seorang warga.