Skandal naturalisasi Malaysia mengguncang dunia sepak bola internasional. FIFA secara resmi merilis laporan investigasi pada Senin (6/10/2025) yang menyatakan bahwa Asosiasi Sepakbola Malaysia (FAM) terbukti memalsukan dokumen asal-usul tujuh pemain naturalisasi yang telah memperkuat tim nasional mereka.
Dalam laporan setebal 43 halaman itu, Komite Disiplin FIFA menilai FAM melanggar Pasal 22 Kode Disiplin FIFA yang mengatur keabsahan proses naturalisasi pemain.
Pelanggaran ini dinilai serius karena melibatkan pemalsuan akta kelahiran dan manipulasi silsilah keluarga demi mempercepat proses kewarganegaraan.
Skandal Naturalisasi Malaysia: Tujuh Pemain Naturalisasi Malaysia Terlibat Kasus
Laporan FIFA menyebut secara jelas tujuh nama pemain yang terlibat dalam pelanggaran tersebut, yakni:
- Gabriel Felipe Arrocha
- Facundo Tomas Garces
- Rodrigo Julian Holgado
- Imanol Javier Machuca
- Joao Vitor Brandao Figueiredo
- Jon Irazabal Iraurgui
- Hector Alejandro Hevel Serrano
Ketujuh pemain itu dinilai menggunakan dokumen keluarga palsu untuk memenuhi syarat naturalisasi. Hasilnya, FIFA menjatuhkan hukuman larangan bermain selama 12 bulan serta denda administratif kepada masing-masing pemain.
Tak hanya itu, FAM juga dijatuhi denda berat dan diwajibkan melakukan audit menyeluruh terhadap seluruh pemain naturalisasi yang masih aktif.
Investigasi FIFA: Asal Usul Pemain Dipalsukan
Proses investigasi ini berawal dari laporan resmi sejumlah federasi sepak bola Asia Tenggara yang meragukan keabsahan beberapa pemain baru Malaysia.
Mereka menilai ada kejanggalan pada waktu kedatangan pemain asing ke Malaysia dan proses naturalisasi yang berlangsung sangat cepat.
Dalam laporan FIFA, disebutkan bahwa Malaysia mengklaim para pemain tersebut memiliki kakek atau nenek asal Malaysia, sebuah dasar yang memungkinkan mereka memperoleh status kewarganegaraan melalui jalur keturunan.
Namun, hasil penelusuran Komite Disiplin FIFA menunjukkan sebaliknya. Setelah menelusuri dokumen kelahiran asli dari negara asal pemain, FIFA menemukan bahwa tak satu pun dari kakek atau nenek mereka lahir di Malaysia.
“Berdasarkan bukti yang tersedia, Komite Disiplin FIFA dapat memastikan bahwa dokumen-dokumen yang diajukan FAM adalah palsu, dan bahwa para pemain telah menggunakan dokumen tersebut untuk menghindari regulasi yang berlaku,” tulis FIFA dalam laporan resminya.
Fakta Mengejutkan di Balik Dokumen Palsu
Dalam lampiran laporan tersebut, FIFA membeberkan sejumlah bukti konkret. Misalnya, Maria Belen Concepcion Martin, yang diklaim sebagai nenek Gabriel Arrocha dan disebut lahir di Penang, ternyata lahir di Santa Cruz de la Palma, Spanyol.
Begitu pula dengan Carlos Rogelio Garces Fernandez, yang disebut FAM sebagai kakek Facundo Garces asal Malaysia. Nyatanya, ia lahir di Santa Fe de la Cruz, Argentina.
Hasil investigasi juga menemukan bahwa dokumen silsilah keluarga para pemain diubah secara digital, termasuk tempat lahir dan nama orang tua, agar tampak seolah-olah memiliki garis keturunan Malaysia.
Temuan itu membuat FIFA yakin bahwa FAM tidak hanya lalai, tetapi juga terlibat langsung dalam manipulasi data pemain.
Sanksi FIFA: Larangan Bermain dan Denda Berat
Usai penyelidikan selesai, FIFA menggelar sidang Komite Disiplin di Zurich untuk memutuskan sanksi. Hasilnya:
- FAM dinyatakan bersalah atas pelanggaran administratif berat.
- Tujuh pemain naturalisasi dilarang bermain di semua kompetisi resmi selama 12 bulan penuh.
- Denda finansial dijatuhkan baik kepada FAM maupun masing-masing pemain.
- Malaysia diwajibkan melakukan verifikasi ulang seluruh pemain naturalisasi dalam waktu 90 hari.
“Kami menghormati keputusan FIFA, tetapi kami akan menempuh jalur banding resmi,” tulis FAM dalam pernyataan resminya beberapa jam setelah laporan FIFA dipublikasikan.
Federasi itu juga menyatakan siap menyerahkan dokumen tambahan dan bukti pembelaan untuk membuktikan bahwa tidak ada niat buruk dalam proses naturalisasi.
Dampak Besar untuk Sepak Bola Malaysia dan ASEAN
Kasus ini menimbulkan gejolak besar di sepak bola Malaysia. Publik mengecam FAM karena dianggap mempermalukan nama negara dan mencoreng semangat sportivitas.
Di sisi lain, beberapa pengamat menilai langkah FIFA sudah tepat untuk menjaga integritas kompetisi internasional.
Menurut analis sepak bola Asia, keputusan ini bisa menjadi preseden penting bagi negara-negara lain yang tengah gencar menaturalisasi pemain asing. Proses verifikasi data kini akan diawasi lebih ketat oleh FIFA dan AFC agar tidak ada celah kecurangan.
Selain kehilangan tujuh pemain andalan, Malaysia juga terancam dilarang mengikuti turnamen internasional tertentu jika ditemukan pelanggaran lanjutan.