Shell Indonesia klarifikasi BBM melalui pernyataan resmi President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburan, usai isu pegawai SPBU terancam dirumahkan akibat kelangkaan bahan bakar.
Ingrid menegaskan, perusahaan tidak melakukan penutupan SPBU maupun pemutusan hubungan kerja, melainkan hanya penyesuaian operasional.
“Saat ini kami melakukan penyesuaian kegiatan operasional di jaringan SPBU Shell selama produk BBM jenis bensin tidak tersedia secara lengkap. Termasuk penyesuaian jam operasional dan tim yang bertugas melayani para pelanggan,” jelas Ingrid, Rabu (17/9/2025).
Produk Bensin Shell Indonesia yang Tidak Tersedia
Untuk produk BBM jenis bensin, Ingrid mengakui ada kendala distribusi. Beberapa varian seperti Shell Super, Shell V-Power, dan Shell V-Power Nitro+ memang kosong di sejumlah SPBU hingga pemberitahuan lebih lanjut. Namun, Shell Indonesia memastikan upaya distribusi terus berjalan.
“Kami terus berkoordinasi dengan berbagai pemangku kepentingan untuk memastikan produk BBM jenis bensin dapat tersedia kembali. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” tambah Ingrid.
Dampak Kelangkaan BBM ke Pegawai SPBU
Sebelumnya, kabar muncul dari SPBU Shell Mangunjaya, Bekasi. Shift Manager Devi (40) mengungkapkan separuh dari 13 pegawai berpotensi dirumahkan pada Oktober bila stok BBM tidak stabil. Kondisi ini memunculkan kekhawatiran publik soal keberlangsungan kerja pegawai SPBU.
“Untuk pengurangan itu nanti paling terjadinya di Oktober. Karena saat ini stok dibatasi hanya sampai September. Bisa jadi nanti ada pengurangan atau dirumahkan dulu,” kata Devi.
Ia menjelaskan bahwa pertimbangan akan diambil baik terhadap pegawai baru maupun lama. “Jumlahnya 13 orang. Nanti kami pertimbangkan di situ. Mungkin hampir separuhnya ya,” ungkapnya.
Publik Menunggu Kepastian
Situasi ini menimbulkan dua sisi narasi. Dari manajemen, Shell Indonesia menegaskan tidak ada PHK dan SPBU tetap beroperasi dengan penyesuaian. Namun di lapangan, ada kekhawatiran pegawai kehilangan pekerjaan akibat keterbatasan stok BBM.
Kondisi ini memperlihatkan betapa rapuhnya rantai distribusi energi ketika pasokan terganggu. Sekaligus menjadi alarm penting bahwa kesejahteraan pekerja di sektor layanan publik sangat bergantung pada stabilitas pasokan energi.