Motif biadab Uray Abadi terungkap alam pembunuhan keji terhadap balita 1 tahun 11 bulan bernama Rafa Fauzan akhirnya terungkap.
Aksi tragis ini terjadi di Singkawang, Kalimantan Barat, dan menggegerkan publik sejak jasad sang bocah ditemukan di depan Masjid Husnul Khotimah, Minggu (15/6/2025).
Pelaku, yang diketahui bernama Uray Abadi, ternyata tega menghabisi nyawa Rafa hanya karena dendam pribadi terhadap sang pengasuh, Riska.
Kasat Reskrim Polres Singkawang, AKP Deddi Sitepu, mengungkapkan bahwa motif pelaku sangat mengganggu secara moral dan psikologis.
Setelah dilakukan interogasi intensif, Uray mengaku merasa sakit hati atas ucapan sang pengasuh yang dianggap menyinggung harga dirinya.
Motif Biadab Uray Abadi Terungkap, Rasa Sakit Hati Jadi Motif Pembunuhan
Dalam pengakuannya, Uray menyebut pernah tersinggung oleh ucapan Riska, pengasuh Rafa. Kedua pihak memang kerap berinteraksi karena Uray sering diminta membantu bersih-bersih lingkungan rumah keluarga korban. Namun, sejak merasa direndahkan oleh ucapan Riska, pelaku mulai menyusun rencana jahat penuh dendam.
“Pelaku berpikir, kalau Rafa hilang saat bersama Riska, maka pengasuh itu akan disalahkan oleh orang tua korban. Motifnya murni ingin menjatuhkan dan menyalahkan Riska,” ungkap AKP Deddi.
Rencana Keji: Rafa Dibunuh dan Dibuang
Uray melancarkan aksinya dengan cara yang dingin dan terencana. Rafa yang saat itu berada dalam pengasuhan Riska, diculik diam-diam, lalu dibekap dan dimasukkan ke dalam karung.
Uray lalu membawa karung berisi jasad Rafa dengan sepeda, sempat berkeliling kota, bahkan membuangnya ke semak-semak sebelum akhirnya diletakkan di depan masjid.
Kejahatan ini benar-benar menggambarkan betapa gelapnya sisi pelaku yang mengorbankan nyawa anak tak berdosa hanya demi kepuasan dendam pribadi.
Bertindak Sendiri, Tanpa Suruhan
Polisi menegaskan, berdasarkan pemeriksaan awal dan bukti-bukti yang ada, Uray bertindak sendiri tanpa suruhan atau tekanan dari pihak lain. Tidak ada keterlibatan keluarga, pengasuh, atau pihak luar.
“Ini adalah aksi pelaku sendiri, berdasarkan keputusan pribadi. Tidak ada skenario bersama orang lain,” tegas AKP Deddi.
Psikologi Pelaku Jadi Sorotan
Motif pembunuhan hanya karena ucapan sepele mendorong penyidik untuk melakukan observasi psikologis terhadap Uray. Apakah ini bentuk gangguan jiwa? Atau sekadar pelampiasan amarah yang tertahan?
“Kami akan mendalami kondisi kejiwaan pelaku. Ini penting untuk melihat apakah ada unsur gangguan mental atau tidak,” kata Deddi.
Keluarga Tolak Autopsi, Penyidikan Tetap Jalan
Dalam perkembangan lain, keluarga korban sempat menolak proses autopsi terhadap jenazah Rafa. Meski begitu, pihak Polres Singkawang menegaskan bahwa penyidikan tetap berjalan sesuai prosedur demi memastikan keadilan untuk korban.