PBB Pangkas Dana, Nasib Rohingya di Indonesia Terancam

- Jurnalis

Senin, 10 Maret 2025 - 00:35 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Seorang pria Aceh membagikan makanan kepada pengungsi Rohingya di atas perahu yang terdampar di pantai di Peureulak, Aceh, 29 Januari 2025. (Foto: AP)

Seorang pria Aceh membagikan makanan kepada pengungsi Rohingya di atas perahu yang terdampar di pantai di Peureulak, Aceh, 29 Januari 2025. (Foto: AP)

PBB pangkas dana, setelah Presiden Amerika Serikat Donald Trump membekukan bantuan asing, menurut surat yang diperoleh AFP dan keterangan sejumlah sumber dan pengungsi yang menerima informasi pemotongan itu.

Etnis Rohingya, yang mayoritas Muslim, menghadapi penindasan brutal di Myanmar. Setiap tahun, ribuan orang mempertaruhkan nyawa dengan menempuh perjalanan laut yang panjang dan berbahaya untuk dapat tiba di Malaysia atau Indonesia.

Ribuan orang Rohingya terjebak di Indonesia tanpa kepastian hukum, sementara banyak negara enggan menerima para pengungsi tersebut secara permanen. Akibatnya, mereka sangat bergantung pada bantuan PBB untuk mendapatkan tempat tinggal dan memenuhi kebutuhan kesehariannya.

Pengungsi Rohingya memegang tali saat diselamatkan dari perahu yang terbalik di perairan Aceh Barat, 21 Maret 2024. (Foto: REUTERS/Hendri)
Pengungsi Rohingya memegang tali saat diselamatkan dari perahu yang terbalik di perairan Aceh Barat, 21 Maret 2024. (Foto: REUTERS/Hendri)

Namun, surat dari Organisasi Internasional untuk Migrasi (International Organization for Migration/IOM) pada 28 Februari menyatakan bahwa bantuan bagi hampir 1.000 pengungsi Rohingya di Pekanbaru, akan dihentikan.

Baca Juga :  Donald Trump dan Paus Fransiskus Masuk Daftar 300 Nama Nominasi Nobel Perdamaian

“Karena keterbatasan sumber daya, IOM tidak dapat lagi memberikan layanan kesehatan dan bantuan tunai bagi 925 pengungsi Rohingya yang masih berada di Pekanbaru,” demikian isi surat yang ditandatangani oleh wakil kepala misi IOM.

Pembekuan dana oleh Amerika Serikat pada Januari mempengaruhi bantuan kemanusiaan PBB bagi pengungsi Rohingya, membuat pendanaan tambahan sangat diperlukan untuk mempertahankan tingkat bantuan, kata seorang sumber kepada AFP. Amerika selama ini merupakan donor terbesar IOM.

IOM mengatakan kepada AFP bahwa mereka “mematuhi semua perintah hukum” setelah penghentian pendanaan Amerika. Namun, mereka mengakui bahwa hal itu “berdampak pada staf, operasi, dan masyarakat yang mereka layani.”

Abdu Rahman, pengungsi Rohingya berusia 26 tahun di Pekanbaru, mengatakan kepada AFP bahwa staf PBB sudah menemui para pengungsi untuk menginformasikan pemangkasan bantuan itu.

Baca Juga :  Rudal Iran Hantam Rumah Sakit Israel, Netanyahu Naik Pitam

“Mereka telah memberi tahu para pengungsi bahwa IOM tidak akan dapat lagi memberikan bantuan uang tunai. Itulah satu-satunya bantuan yang dibutuhkan para pengungsi untuk bertahan hidup,” katanya. Selama ini IOM mengalokasikan tunjangan bulanan sebesar Rp1 juta per orang.

Indonesia tidak menandatangani Konvensi Pengungsi PBB dan menegaskan bahwa negaranya tidak bisa dipaksa menampung pengungsi dari Myanmar. Sebaliknya, pemerintah meminta negara-negara tetangga berbagi tanggung jawab dan merelokasi Rohingya yang tiba di Tanah Air.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Gencilnews dan Channel Gencilnews.com

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Menlu Sugiono Serukan Komitmen Dunia untuk Gaza Damai
Pilwako New York: Trump Ancam Potong Dana Federal Jika Cawako Muslim Menang
Demo Anti Korupsi Mengguncang Manila, Rakyat Filipina Ke Turun Jalan
Sushila Karki Jadi PM Sementara Nepal, Dipilih Dari Discord
Kronologi Penembakan Charlie Kirk: Tyler Robinson Ditangkap Polisi
Trump Klaim Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Intelijen Justru Bilang Sebaliknya
Gencatan Senjata Iran-Israel Dimulai Hari Ini, IRAN Sebut Belum Ada Kesepakatan
Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Iran: Ketegangan Global Memuncak Usai Serangan AS

Berita Terkait

Sabtu, 8 November 2025 - 00:59 WIB

Menlu Sugiono Serukan Komitmen Dunia untuk Gaza Damai

Rabu, 5 November 2025 - 00:46 WIB

Pilwako New York: Trump Ancam Potong Dana Federal Jika Cawako Muslim Menang

Senin, 22 September 2025 - 06:54 WIB

Demo Anti Korupsi Mengguncang Manila, Rakyat Filipina Ke Turun Jalan

Senin, 15 September 2025 - 08:54 WIB

Sushila Karki Jadi PM Sementara Nepal, Dipilih Dari Discord

Minggu, 14 September 2025 - 00:38 WIB

Kronologi Penembakan Charlie Kirk: Tyler Robinson Ditangkap Polisi

Berita Terbaru

Saat interogasi berlangsung, Ana mengaku membawa Bilqis karena menyangka sang anak tidak memiliki orang tua. - foto detik.com

Kriminal

Terduga Penculik Bilqis Ditangkap, Terekam Jelas di CCTV!

Senin, 10 Nov 2025 - 00:29 WIB

Program bansos yang dikombinasikan dengan kebijakan fiskal efisien dianggap representasi dari strategi pembangunan inklusif pemerintahan saat ini. Pemerintah menargetkan laju pertumbuhan ekonomi di atas 5,5% hingga akhir 2025, didorong oleh konsumsi domestik dan investasi yang membaik.
- foto Ilustrasi

Nasional

Gelombang Terakhir Bansos 2025, Ini Besaran Tiap Kategori

Minggu, 9 Nov 2025 - 16:21 WIB