Gelombang terakhir Bansos 2025, menandai langkah akhir pemerintah dalam menyalurkan stimulus ekonomi tahun ini.
Presiden Prabowo Subianto melalui Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian memastikan bahwa bantuan sosial tahap keempat ini menjadi bagian dari strategi menjaga kesejahteraan rakyat.
Menteri Airlangga Hartarto menuturkan kebijakan ini sekaligus menjadi penutup program stimulus 2025, yang diharapkan dapat menjaga daya beli masyarakat serta memperkuat fondasi ekonomi nasional menjelang pergantian tahun.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, menegaskan bahwa gelombang bansos kali ini merupakan program terakhir untuk tahun 2025.
“Nggak ada stimulus tambahan, cukup yang kemarin sudah ada,” katanya kepada wartawan di Jakarta, Minggu (9/11/2025).
Gelombang Terakhir Bansos 2025: PKH dan BLT Kuartal IV
Program Keluarga Harapan (PKH) tahap keempat telah disalurkan kepada ribuan keluarga penerima manfaat di seluruh Indonesia. Bagi masyarakat miskin dan rentan, bantuan ini menjadi penopang utama di tengah tekanan biaya hidup.
Nominal bantuan disesuaikan dengan kondisi sosial penerima:
- Ibu hamil dan nifas: Rp 750.000 per tahap
- Anak usia dini (0–6 tahun): Rp 750.000 per tahap
- Anak SD/sederajat: Rp 225.000 per tahap
- Anak SMP/sederajat: Rp 375.000 per tahap
- Anak SMA/sederajat: Rp 500.000 per tahap
- Penyandang disabilitas berat: Rp 600.000 per tahap
- Lansia: Rp 600.000 per tahap
- Korban pelanggaran HAM berat: Rp 2.700.000 per tahap
Di sisi lain, pemerintah juga memperluas cakupan Bantuan Langsung Tunai (BLT) dengan anggaran baru senilai Rp 46,2 triliun untuk kuartal IV 2025. Sekitar 35 juta penerima mendapat manfaat sebesar Rp 900.000 untuk Oktober–Desember, termasuk tambahan 17 juta keluarga baru penerima BLT.
Program Magang dan Insentif Pajak: Dorongan Produktif ke Sektor Riil
Selain bantuan langsung, pemerintahan Prabowo menyalurkan program magang nasional untuk lulusan perguruan tinggi. Program ini dirancang bagi 80 ribu peserta agar bisa langsung terjun ke dunia kerja.
Sementara itu, pemerintah juga memperluas insentif Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 Ditanggung Pemerintah (DTP). Langkah ini kini meluas ke sektor pariwisata setelah sebelumnya hanya berlaku untuk industri padat karya seperti tekstil dan furnitur. Insentif pajak bagi pekerja hotel, restoran, dan usaha perjalanan wisata diberlakukan sejak Oktober hingga Desember 2025.
“Ini bentuk dukungan bagi kelas menengah dan dunia kerja yang menjadi penggerak utama ekonomi,” ujar Airlangga.
Harapan Ekonomi Akhir Tahun
Meski disebut sebagai stimulus terakhir 2025, langkah ini dianggap strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi menjelang 2026.
Pemerintah memperkirakan penyerapan dana bansos dan stimulus akan berdampak langsung terhadap konsumsi rumah tangga, yang selama ini menjadi motor penggerak ekonomi nasional.
Program di Tengah Konsolidasi Nasional
Sejak awal masa pemerintahannya, Presiden Prabowo menegaskan bahwa kesejahteraan masyarakat menjadi fondasi utama pembangunan.
Setiap program sosial diarahkan bukan sekadar untuk bertahan, tetapi juga untuk mendorong masyarakat agar naik kelas ekonomi.
Program bansos yang dikombinasikan dengan kebijakan fiskal efisien dianggap representasi dari strategi pembangunan inklusif pemerintahan saat ini.
Pemerintah menargetkan laju pertumbuhan ekonomi di atas 5,5% hingga akhir 2025, didorong oleh konsumsi domestik dan investasi yang membaik.
Langkah Terakhir, Tapi Bukan Penutup
Menutup tahun fiskal 2025, kebijakan stimulus ini menjadi tanda bahwa pemerintah masih memegang kendali arah ekonomi nasional. Masyarakat menantikan langkah selanjutnya di awal 2026, terutama terkait evaluasi efektivitas bantuan dan arah kebijakan fiskal berikutnya.
Gelombang terakhir stimulus ekonomi Prabowo 2025 bukanlah tanda akhir, melainkan sinyal kesiapan untuk menghadapi babak baru pertumbuhan ekonomi Indonesia.






