Muhammadiyah tetapkan 1 Ramadan 1447 H pada tanggal 18 Februari 2026. Keputusan ini dikeluarkan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Maklumat No.01/MLM/I.1/B/2025, yang diumumkan pada Kamis (25/9/2025).
Penetapan ini berbeda dari kalender cetak yang sebelumnya beredar, di mana awal puasa dijadwalkan pada 19 Februari 2026.
Koreksi dilakukan setelah Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah meninjau ulang data astronomis global dan parameter Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT).
“1 Ramadan 1447 Hijriah jatuh pada hari Rabu Legi, 18 Februari 2026,” demikian bunyi maklumat resmi yang dirilis Muhammadiyah.
Jadwal Lengkap Puasa Ramadan 2026 Muhammadiyah
Mengacu hasil koreksi KHGT, berikut jadwal lengkap puasa Ramadan 1447 H versi Muhammadiyah:
- 1 Ramadan: 18 Februari 2026
- 10 Ramadan: 27 Februari 2026
- 15 Ramadan: 4 Maret 2026
- 20 Ramadan: 9 Maret 2026
- 29 Ramadan: 18 Maret 2026
- 30 Ramadan: 19 Maret 2026
Dengan demikian, Idulfitri 1 Syawal 1447 H diperkirakan jatuh pada Kamis, 19 Maret 2026.
KHGT, Era Baru Penanggalan Muhammadiyah
Tahun 2025 menjadi tonggak baru bagi Muhammadiyah dengan penerapan resmi Kalender Hijriah Global Tunggal (KHGT). Kalender ini menggantikan metode hisab hakiki wujudul hilal yang sudah puluhan tahun digunakan.
KHGT diperkenalkan pada Juni 2025 di Universitas ’Aisyiyah Yogyakarta oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir. Dalam pidatonya, Haedar menyebut KHGT sebagai “keniscayaan mutlak untuk mewujudkan persatuan dunia Islam.”
Dengan KHGT, Muhammadiyah berharap tidak hanya menyatukan umat Islam di Indonesia, tapi juga menjadi bagian dari upaya global dalam menyeragamkan kalender Hijriah.
Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1447 H 18 Februari 2026
Penetapan 1 Ramadan 1447 H ini menimbulkan beragam respons di masyarakat. Sebagian menganggap hal ini wajar sebagai bentuk penyempurnaan, sementara lainnya masih menunggu apakah pemerintah melalui Kementerian Agama akan menetapkan tanggal yang sama.
Meski begitu, Muhammadiyah menegaskan bahwa tujuan utama KHGT adalah menghadirkan kepastian dan akurasi, bukan memperbesar perbedaan. Dengan dasar ilmu astronomi modern, Muhammadiyah yakin kalender ini bisa menjadi rujukan yang lebih luas di masa depan.