15 pendemo aksi tolak tunjangan DPR RI diamankan oleh Polresta Pontianak usai kericuhan yang terjadi di depan Kantor DPRD Provinsi Kalimantan Barat pada Rabu, 28 Agustus 2025.
Massa yang awalnya menyuarakan aspirasi dengan damai mendadak berubah anarkis setelah sebagian peserta melemparkan batu ke arah petugas pengamanan.
Situasi yang semula tertib pun pecah menjadi kekacauan. Bentrokan kecil tak terhindarkan, hingga akhirnya fasilitas di sekitar gedung DPRD Kalbar mengalami kerusakan.
Aksi Damai yang Berubah Ricuh
Unjuk rasa ini melibatkan sejumlah elemen mahasiswa dan masyarakat. Mereka menolak rencana penambahan tunjangan anggota DPR RI yang dinilai tidak berpihak pada rakyat.
Namun, idealisme yang seharusnya dikawal dengan damai justru tercoreng. Saat emosi massa memuncak, lemparan batu diarahkan ke petugas. Bahkan, ada peserta aksi yang menyiram air bercampur cabai ke wajah aparat.
Akibat insiden itu, lima personel polisi mengalami luka. Satu anggota Sat Brimob Polda Kalbar terluka di pelipis, seorang anggota Sat Samapta Polresta Pontianak perih di mata akibat air cabai, dan satu personel Ditsamapta Polda Kalbar mendapat luka di kepala. Dua anggota lain menderita luka ringan saat berusaha mengendalikan massa.
15 Pendemo Diamankan Polisi
Kapolresta Pontianak, Kombes Pol Suyono, membenarkan pihaknya mengamankan 15 orang pendemo yang diduga menjadi pemicu kericuhan. Mereka langsung digiring ke Polresta Pontianak untuk menjalani pemeriksaan lebih lanjut.
“Polresta Pontianak tidak akan tinggal diam terhadap tindakan anarkis. Kami terbuka mengawal kebebasan berpendapat, tetapi tetap dalam koridor hukum. Aksi menyampaikan aspirasi boleh dilakukan, tapi harus damai,” tegas Kombes Suyono.
Polisi juga menyebutkan, barang bukti berupa batu yang dilemparkan dan beberapa benda lain yang digunakan saat aksi telah diamankan.
Perawatan untuk Polisi yang Terluka
Petugas yang mengalami luka segera mendapat perawatan medis. Anggota Sat Brimob yang terkena lemparan batu menjalani penanganan intensif di rumah sakit, sementara polisi yang terkena air cabai sudah mendapatkan obat khusus untuk memulihkan penglihatannya.
Meski sebagian luka terbilang ringan, namun kejadian ini meninggalkan trauma bagi aparat yang hanya bertugas mengamankan jalannya aksi.
Polisi Tekankan Jalur Persuasif
Kombes Pol Suyono menyatakan, pihaknya selalu menekankan langkah persuasif dalam mengawal aksi unjuk rasa. Namun, ketika ada peserta aksi yang berubah anarkis, tindakan tegas harus diambil demi menjaga ketertiban umum.
“Kami mengimbau seluruh elemen mahasiswa dan masyarakat untuk menjaga kondusivitas Pontianak. Aspirasi bisa disampaikan dengan damai tanpa harus merusak fasilitas umum atau melukai orang lain,” ujarnya.