Wapres Gibran ngopi di Asiang menjadi kejutan besar bagi warga Pontianak pada Sabtu pagi (23/8/2025).
Suasana Jalan Merapi yang biasanya ramai dengan aktivitas pagi mendadak berubah heboh saat orang nomor dua di Indonesia itu menyambangi warung kopi legendaris yang telah berdiri puluhan tahun.
Warung Kopi Asiang memang bukan sembarang kedai. Peracik kopi yang khas bertelanjang dada, aroma kopi susu yang harum, serta meja kayu sederhana menjadi bagian dari kisah panjang kuliner Kota Pontianak. Dan kali ini, tempat itu menjadi panggung kebersahajaan seorang wakil presiden.
Wapres Gibran Ngopi di Asiang Bersama Wali Kota Pontianak
Didampingi Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, Gibran duduk santai di salah satu meja sambil menyeruput kopi susu hangat. Pemandangan sederhana itu justru menjadi magnet bagi pengunjung yang sedang berada di lokasi. Banyak yang tak menyia-nyiakan kesempatan untuk meminta foto bersama.
“Warung Kopi Asiang memang sudah melegenda dan menjadi salah satu destinasi kuliner yang wajib dikunjungi. Kami bersyukur Pak Wapres bisa langsung merasakan kehangatan suasana ngopi di sini,” ujarnya.
Menurutnya, kunjungan ini bukan hanya seremonial, tetapi juga menunjukkan bagaimana budaya ngopi di Pontianak menjadi ruang silaturahmi yang mempererat kebersamaan warga.
Warung Kopi Asiang, Ikon Kuliner Pontianak
Sejak berdiri puluhan tahun lalu, Warung Kopi Asiang dikenal sebagai ikon kuliner yang mempertahankan tradisi kopitiam klasik. Setiap gelas kopi susu diracik dengan ketelitian tinggi, seolah menghadirkan cerita dari masa ke masa.
Bukan hanya masyarakat lokal yang setia menjadi pelanggan, tokoh nasional hingga pejabat pun pernah singgah menikmati kopi di warung ini. Ciri khas peracik bertelanjang dada seakan menjadi identitas unik yang sulit ditemukan di tempat lain.
Dengan hadirnya Wapres Gibran, nama Warung Kopi Asiang kian terangkat. Pontianak tidak lagi hanya dikenal sebagai ibu kota Kalimantan Barat, tetapi juga sebagai kota dengan kekayaan budaya dan kuliner yang membumi.
“Kunjungan Pak Wapres tentu akan semakin mengangkat nama Pontianak, termasuk kulinernya yang khas dan unik. Kami berharap ke depan Pontianak semakin dikenal luas, tidak hanya sebagai ibu kota provinsi, tetapi juga sebagai kota dengan kekayaan budaya dan kuliner,” ucapnya.
Antusiasme Warga: Dari Ngopi Jadi Sejarah
Kehadiran Gibran disambut hangat para pengunjung. Banyak yang spontan mengeluarkan ponsel untuk mengabadikan momen. Salah satunya adalah Andi (21), mahasiswa yang kebetulan sedang menikmati kopi paginya.
“Saya tidak menyangka bisa bertemu langsung dengan Pak Wapres di sini. Bahkan saya sempat berfoto bersama, dan beliau melayani dengan ramah,” ujarnya dengan wajah sumringah.
Momen seperti ini menunjukkan bagaimana sebuah warung sederhana bisa menjadi ruang yang mempertemukan masyarakat dengan pemimpinnya tanpa jarak. Dari secangkir kopi, lahir cerita kebersamaan yang akan dikenang lama.
Budaya Ngopi sebagai Identitas Sosial
Bagi masyarakat Pontianak, ngopi bukan sekadar kegiatan melepas dahaga. Lebih dari itu, ngopi adalah bagian dari identitas sosial. Di balik secangkir kopi susu, ada cerita tentang persahabatan, pertemuan bisnis, hingga diskusi ringan yang mempererat ikatan komunitas.
Wapres Gibran seakan ingin menunjukkan pesan sederhana bahwa seorang pemimpin tidak hanya hadir di podium, tetapi juga di meja kopi bersama rakyatnya. Pesan itu sampai ke hati masyarakat: kepemimpinan bisa dibangun dengan kebersahajaan.
Dampak bagi Pariwisata dan Ekonomi Lokal
Kunjungan ini diyakini akan berdampak positif pada citra pariwisata Pontianak. Warung Kopi Asiang yang sudah populer kini semakin dikenal luas. Kehadirannya tidak hanya sebagai tempat ngopi, tetapi juga sebagai destinasi wisata kuliner yang sarat nilai budaya.
“Semoga setelah kunjungan ini, semakin banyak wisatawan yang datang ke Pontianak untuk merasakan langsung pengalaman ngopi di sini,” kata Wali Kota Edi Rusdi Kamtono.