Bocah Tenggelam di Sungai Kapuas Usai Terima Rapor Sekolah—Tragedi memilukan terjadi di Pontianak, Kalimantan Barat, Jumat (20/6/2025) sore.
Seorang anak laki-laki berusia 10 tahun, Riski Maulana, ditemukan meninggal dunia setelah tenggelam di Sungai Kapuas tak lama setelah menerima rapor kenaikan kelas.
Peristiwa ini mengguncang warga sekitar dan menjadi pengingat pentingnya keselamatan anak di lingkungan sungai.
Kronologi Kejadian Bocah Tenggelam di Sungai Kapuas
Bermain di Sungai Bersama Teman
Menurut kesaksian warga sekitar, Riski Maulana sedang bermain dan mandi bersama lima temannya di kawasan Gang Haji Mursyid, Kelurahan Benua Melayu Laut, Kecamatan Pontianak Selatan. Kejadian bermula sekitar pukul 16.00 WIB, tak lama setelah anak-anak tersebut pulang dari sekolah dan menerima rapor.
“Korban masih memakai seragam sekolah waktu bermain di sungai,” ujar Fajar Prasetyo, saksi mata di lokasi dikutip dari TribunKalbar
Sekitar satu jam setelah bermain, Riski diduga mengalami kram pada bagian kaki. Ia terlihat kesulitan berenang dan akhirnya tenggelam sebelum sempat diselamatkan oleh teman-temannya.
Upaya Pencarian oleh Warga
Alat Sederhana Bantu Temukan Korban
Melihat Riski tak kunjung muncul ke permukaan, warga sekitar segera melakukan pencarian darurat. Beberapa orang menyelam langsung ke sungai, sementara lainnya menggunakan sampan dan jaring seadanya.
Seorang warga bernama Abdul Hadi turut membantu pencarian dengan membuat alat pengait darurat dari jeruji sepeda.
“Saya lihat warga menyelam tapi tidak menemukan apa-apa, jadi saya inisiatif bikin alat pengait seperti pancing dari jeruji sepeda,” ujarnya.
Setelah sekitar 30 menit pencarian, jasad korban berhasil ditemukan sekitar pukul 17.30 WIB dalam kondisi tidak bernyawa.
Korban Dinyatakan Meninggal Dunia
Dibawa ke Rumah Sakit Untan
Riski segera dilarikan ke Rumah Sakit Universitas Tanjungpura (RS Untan) setelah ditemukan. Namun tim medis menyatakan bahwa korban telah meninggal dunia sebelum tiba di fasilitas kesehatan.
“Korban dibawa ke RS Untan setelah ditemukan, tapi sayangnya sudah meninggal,” ujar Fajar.
Jenazah kemudian dibawa ke rumah duka yang terletak tidak jauh dari lokasi kejadian untuk proses pemakaman.
Duka dan Peringatan untuk Semua Pihak
Kematian Riski Maulana menyisakan duka mendalam bagi keluarga dan warga sekitar. Ia dikenal sebagai anak yang ceria dan baru saja merayakan kenaikan kelas. Banyak tetangga menyampaikan rasa duka serta harapan agar kejadian serupa tidak terulang.
Kepala RT setempat mengimbau agar orang tua dan masyarakat meningkatkan pengawasan terhadap aktivitas anak, khususnya di sekitar sungai.
“Ini menjadi peringatan penting. Sungai Kapuas memang deras dan dalam. Anak-anak sebaiknya tidak bermain di sana tanpa pengawasan orang dewasa,” tegasnya.