10 Film Indonesia terlaris sepanjang masa, ini fakta mengejutkannya. Data resmi dari FilmIndonesia.or.id mencatat 10 film Indonesia terlaris sepanjang masa berdasarkan jumlah penonton di bioskop.
Deretan judul ini tidak hanya sukses secara komersial, tapi juga membuka jalan bagi sinema lokal untuk menembus pasar internasional.
Industri perfilman Indonesia terus menunjukkan taringnya. Tak hanya secara kualitas, sejumlah film Tanah Air juga sukses meraih jumlah penonton fantastis di bioskop. Bahkan, beberapa di antaranya menyaingi dominasi film Hollywood dalam jumlah penonton lokal.
10 Film Indonesia Terlaris
Daftar 10 Film Indonesia Terlaris Sepanjang Masa
- KKN di Desa Penari (2022) – 10,2 juta penonton
- Warkop DKI Reborn: Jangkrik Boss! Part 1 (2016) – 6,8 juta penonton
- Pengabdi Setan 2: Communion (2022) – 6,3 juta penonton
- Dilan 1990 (2018) – 6,3 juta penonton
- Miracle in Cell No. 7 (2022) – 5,8 juta penonton
- Suzzanna: Bernapas dalam Kubur (2018) – 3,3 juta penonton
- Laskar Pelangi (2008) – 4,7 juta penonton
- Habibie & Ainun (2012) – 4,7 juta penonton
- Pengabdi Setan (2017) – 4,2 juta penonton
- Dua Garis Biru (2019) – 2,5 juta penonton
Kunci Sukses: Horor Lokal, Nostalgia, dan Adaptasi
Tiga elemen yang berulang dalam daftar ini adalah:
- Film horor lokal seperti KKN di Desa Penari dan Pengabdi Setan berhasil merajai box office berkat pendekatan kisah urban legend dan atmosfer mencekam khas budaya Indonesia.
- Nostalgia dan komedi legendaris masih punya tempat di hati penonton, dibuktikan oleh suksesnya Warkop DKI Reborn dan Laskar Pelangi.
- Adaptasi buku dan kisah nyata seperti Dilan 1990 dan Habibie & Ainun terbukti menjadi magnet besar di bioskop.
Film Berkualitas Tak Selalu Laris
Meski daftar ini menunjukkan film terlaris, namun jumlah penonton belum tentu mencerminkan kualitas sinematik.
Banyak film Indonesia yang mendapat penghargaan di festival internasional, namun belum tentu mendominasi bioskop dalam negeri.
Contohnya seperti Marlina si Pembunuh dalam Empat Babak atau Yuni, yang lebih mendapat apresiasi di luar negeri.
Ini menjadi pekerjaan rumah bagi ekosistem perfilman Indonesia: bagaimana menyelaraskan kualitas dan pasar agar bisa berdampingan.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google News Gencilnews dan Channel Gencilnews.com