Komdigi Fasilitasi Radio di Kalbar dengan menggelar acara Peningkatan Kualitas Penyelenggara Radio dengan fokus: radio beradaptasi pada digital
Kementerian Komunikasi & Digital (KOMDIGI) Republik Indonesia menggelar kegiatan yang mengajak insan radio di Kalimantan Barat. Kegiatan ini digelar untuk memastikan penyelenggara Radio di Kalbar agar mampu bertahan dan berdaya saing.
Acara yang diselenggarakan oleh Direktorat Pos dan Penyiaran KOMDIGI di Hotel Harris Pontianak pada Kamis (23/10/2025) dihadiri oleh para pengelola radio swasta se-Provinsi Kalimantan Barat. Pesan kunci yang disampaikan sangat mendesak: siaran radio analog saja tidak lagi cukup. Radio harus bertransformasi penuh, harus hadir, dan beresonansi kuat di ruang digital.
Petrus Nurtrio Harjessi, PIC Fasilitasi Lembaga Penyiaran KOMDIGI, menegaskan bahwa kualitas penyelenggaraan penyiaran kini tidak hanya diukur dari kekuatan sinyal, tetapi dari kemampuan adaptasi. Inilah inti dari upaya Komdigi Fasilitasi Peningkatan Kualitas Penyelenggara Radio di Kalbar, yaitu membekali SDM dengan mindset digital yang revolusioner.
Ancaman Digitalisasi dan Kesenjangan Audiens
Para praktisi yang hadir dihadapkan pada data yang memaparkan tantangan serius: revenue industri radio yang terus merosot, SDM kreatif yang kurang, dan distrupsi media digital yang tak terhindarkan. Alat ukur pendengar radio konvensional tidak mampu bersaing dengan analitik real-time platform digital, menyebabkan radio semakin menjauh dari audiensnya.
Kesenjangan dengan pendengar semakin terasa. Tidak adanya terobosan baru membuat radio semakin jauh dari audiensnya. Data Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) memperkuat kondisi ini: pengguna smartphone nasional mencapai 97,5%, menunjukkan perpindahan audiens yang hampir total. Fakta bahwa pengguna radio terendah tercatat 48,85% di wilayah seperti Kepulauan Mentawai menjadi cerminan bahwa radio harus mewujudkan inovasi total.
Angka-angka ini menjadi desakan keras. Di era digital, radio harus mewujudkan strategi yang bisa bersaing. Pemerintah, melalui dukungan teknis Komdigi yang fasilitasi Radio di Kalbar, berusaha menutup celah tersebut. Ini bukan hanya tentang bertahan, tetapi tentang menemukan model bisnis baru.
Revolusi Peran: Penyiar adalah Influencer
Salah satu solusi paling strategis yang dibahas dalam kegiatan ini adalah mendefinisikan ulang peran penyiar. Bonny Prasetya dari FDR (Forum Diskusi Radio) menyoroti bahwa iklan analog sudah terpecah, dan radio harus secara proaktif mencari revenue di dunia iklan digital. Program analog saja tidak lagi cukup untuk menopang industri.
Pati Perkasa – Konsultan Radio dan Digital mendorong penyiar untuk tidak hanya bersiaran, tetapi juga menjadi seller yang efektif di platform digital? Ini adalah tentang bagaimana memonetisasi talenta mereka bertransformasi dari sekadar penyampai pesan menjadi influencer atau afiliator yang memiliki nilai jual kredibel di mata pengiklan digital.
Para pakar turut memperkaya diskusi. Chandra Noviardi, Direktur Radio Female Jakarta dan Ketua Dewan Kehormatan SNI PRSSNI, memberikan panduan konkret tentang integrasi podcast dan media sosial sebagai kanal revenue yang berkelanjutan, sebuah langkah penting dalam Peningkatan Kualitas Penyelenggara Radio di Kalbar.
Kualitas Penyiaran Melalui Sinergi Pakar
Program Komdigi Fasilitasi Radio di Kalbar ini berhasil menyatukan praktisi terkemuka. Rangga Gilang dari MRA Broadcast Media membagikan kiat praktis tentang branding penyiar dan optimalisasi engagement audiens.
Di sisi akademik, Raditha Prahasta (Dirut radio Unisi Yogyakarta), Wisaksono Adi (inahealth Yogyakarta), dan Yusup David (ISI Yogyakarta) memperkuat pemahaman peserta dengan kerangka teoretis. Mereka mendalami bagaimana kualitas konten audio harus diolah agar relevan di berbagai platform. Sinergi ini menjamin peserta mendapatkan bekal yang holistik.
Kegiatan yang berlangsung dari pukul 08.00 hingga 18.00 WIB pada 20 November 2025 ini menunjukkan komitmen penuh. Setiap stasiun radio siaran swasta di Kalimantan Barat, sebagai peserta, diajak untuk menganggap forum ini sebagai investasi terbesar mereka dalam menghadapi masa depan, demi Peningkatan Kualitas Penyelenggara Radio di Kalbar.
Semangat Baru untuk Radio Lokal di Kalbar
Antusiasme peserta menjadi bukti bahwa kegiatan ini sangat dinantikan. Mereka melihat bahwa recharge digital adalah satu-satunya jalan untuk mempertahankan relevansi.
Salah satu penyiar yang hadir, Maya Puspita menyatakan kegembiraannya. “Ini benar-benar membuka mata. Selama ini kami hanya tahu siaran di analog, tapi setelah mendapat materi tentang monetisasi penyiar dan bagaimana menjadi influencer, kami jadi sadar bahwa peluang revenue kami di digital itu sangat besar. Strategi ini harus kami terapkan segera!” ujarnya dengan semangat.
Eri seorang manajer stasiun radio, menambahkan, “Kami sangat senang dengan Peningkatan Kualitas Penyelenggara Radio di Kalbar yang difasilitasi Komdigi ini. Paling berharga adalah bagaimana kami diajarkan untuk menjadikan data digital sebagai panduan utama, bukan hanya intuisi. Kami tidak lagi merasa sendirian menghadapi distrupsi,” ungkapnya penuh harapan.
Dengan bekal strategi digital yang komprehensif, radio di Kalimantan Barat kini siap menghadapi tantangan. Mereka bukan lagi sekadar pemancar suara, melainkan pusat konten yang multitalenta, membuktikan bahwa media tertua ini masih memiliki tempat yang kuat, berdampak, dan menghasilkan di tengah era digital.






