Sejarah Berdirinya Kota Pontianak: Dari Kesultanan ke Kotamadya

- Jurnalis

Senin, 17 November 2025 - 00:14 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

sejarah berdirinya kota pontianak, syarif abdurrahman alkadrie, kesultanan pontianak, kota khatulistiwa, istana kadariah - foto canva pro

sejarah berdirinya kota pontianak, syarif abdurrahman alkadrie, kesultanan pontianak, kota khatulistiwa, istana kadariah - foto canva pro

Selami sejarah berdirinya Kota Pontianak oleh Syarif Abdurrahman Alkadrie pada 1771 di pertemuan tiga sungai. Jejak Kesultanan dan Kota Khatulistiwa.

Di persimpangan tiga sungai besar yaitu Sungai Landak, Sungai Kapuas Kecil, dan Sungai Kapuas terukir sebuah kisah heroik sekaligus spiritual yang menjadi fondasi berdirinya sebuah kota.

Kisah ini bermula lebih dari dua setengah abad lalu, tepat pada tanggal 24 Rajab 1181 Hijriah, atau 23 Oktober 1771 Masehi. Di sanalah, sejarah berdirinya Kota Pontianak bermula, ditegakkan oleh visi dan keberanian seorang tokoh besar: Syarif Abdurrahman Alkadrie.

Rombongan beliau membuka hutan, bukan sekadar untuk mendirikan balai dan rumah tinggal, tetapi untuk menanamkan peradaban baru. Tempat yang dipilih ini, diyakini secara turun-temurun, telah dibebaskan dari gangguan makhluk halus yang memberi nama legendaris: Pontianak.

Jejak Sang Pendiri: Syarif Abdurrahman Alkadrie

Syarif Abdurrahman Alkadrie, sosok yang membuka tabir sejarah berdirinya Kota Pontianak, adalah pemimpin yang visioner. Di bawah kepemimpinannya, kawasan yang awalnya hutan belantara itu segera bertransformasi.

Lokasi strategis di simpul sungai menjadikannya pusat yang ideal. Tak butuh waktu lama, Pontianak berkembang pesat menjadi kota perdagangan dan pelabuhan yang ramai, menghubungkan pedalaman Kalimantan dengan dunia luar.

Pencapaian beliau dikukuhkan pada tahun 1192 Hijriah, ketika Syarif Abdurrahman Alkadrie dinobatkan sebagai Sultan Pontianak Pertama.

Warisan Abadi: Istana dan Masjid Raya

Pusat pemerintahan yang didirikan oleh Sultan ditandai dengan dua bangunan bersejarah yang masih berdiri kokoh hingga hari ini. Keduanya adalah penanda spiritual dan politik yang mengawali sejarah berdirinya Kota Pontianak.

Bangunan tersebut adalah Masjid Raya Sultan Abdurrahman Alkadrie dan Istana Kadariah. Kedua situs suci dan monumental ini terletak di Kelurahan Dalam Bugis, Kecamatan Pontianak Timur, menjadi saksi bisu kemegahan Kesultanan di masa lalu.

Generasi penerus kepemimpinan Kesultanan Pontianak silih berganti memegang tampuk kekuasaan, menjaga warisan yang ditinggalkan oleh sang pendiri. Mereka adalah pilar-pilar penting dalam kelanjutan kisah kota ini.

Baca Juga :  Kapal Feri Kapuas Kembali Beroperasi, Bardan–Siantan Terhubung Lagi

đź‘‘ Daftar Sultan yang Mewarnai Sejarah Kota Pontianak

Dari tahun 1771 hingga 1950, Kesultanan Pontianak dipimpin oleh delapan Sultan, yang masing-masing membawa corak dan tantangan zaman yang berbeda. Mereka menjaga integritas dan martabat kerajaan.

Syarif Abdurrahman Alkadrie (1771-1808) memulai segalanya. Disusul oleh Sultan-Sultan lain, termasuk Syarif Muhammad Alkadrie yang masa kekuasaannya berakhir dramatis saat pendudukan Jepang, hingga Syarif Hamid Alkadrie yang menjabat dua periode krusial sebelum Kesultanan berakhir. Masing-masing nama adalah babak penting dalam sejarah berdirinya Kota Pontianak.

Peran para Sultan ini sangat vital, tidak hanya dalam urusan adat, tetapi juga dalam mempertahankan kedaulatan di tengah tekanan kolonial.

Dominasi Kolonial: Awal Pemerintahan Kota

Setelah Kesultanan berdiri, tantangan besar datang. Sejarah berdirinya Kota Pontianak juga diwarnai dengan masuknya dominasi kolonialis Belanda dari Batavia pada tahun 1778.

Perwakilan Belanda, Willem Ardinpola, utusan dari Rembang, ditempatkan di seberang Keraton Pontianak, di kawasan yang terkenal sebagai TANAH SERIBU (Verkendepaal).

Perjanjian politik ditandatangani pada 5 Juli 1779, secara resmi menjadikan Tanah Seribu sebagai pusat kegiatan kolonial. Inilah titik awal dualisme pemerintahan yang kelak menjadi cikal bakal pemerintahan Kota Pontianak modern.

Evolusi Pemerintahan: Dari Plaatselijk Fonds ke Kotamadya

Sejak masuknya Belanda, struktur pemerintahan kota terus berevolusi. Awalnya, ada Plaatselijk Fonds, badan yang mengelola aset dan dana pemerintah di bawah kendali Asistent Resident Belanda.

Badan ini mengelola pajak dan opstalperceelen, fokus pada area Verkendepaal. Setelah pendudukan Jepang, badan ini berganti nama menjadi SHINTJO dan dipimpin oleh tokoh Indonesia, Muhammad Abdurrachman. Ini menunjukkan bahwa meskipun di bawah penjajahan, peran pribumi mulai muncul dalam struktur administrasi.

Perubahan signifikan terjadi pasca-kemerdekaan. Berdasarkan Besluit Pemerintah Kerajaan Pontianak pada 14 Agustus 1946, terbentuklah Stadsgemeente (Landschaap Gemeente).

Para Pemimpin yang Membangun Kota Pontianak Modern

R. Soepardan dinobatkan sebagai Syahkota pertama pada 1 Oktober 1946. Setelahnya, Ads. Hidayat menjabat sebagai Burgemester hingga tahun 1950. Periode ini menandai transisi dari sistem kerajaan ke pemerintahan sipil yang diakui oleh negara.

Baca Juga :  50 Link Twibbon Hari Pahlawan 2025 Gratis Lengkap dengan Cara Membuatnya

Dengan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953, Landschap Gemeente ditingkatkan statusnya menjadi KOTA PRAJA Pontianak. Ini adalah langkah penting yang memberikan otonomi daerah yang lebih luas.

Penggantian nama dari Kotapraja, Kota Besar, hingga menjadi Kotamadya Dati II Pontianak mencerminkan penyesuaian tata pemerintahan nasional. Setiap Kepala Wilayah yang memimpin, dari Ny. Rohana Muthalib hingga H. A. Majid Hasan, adalah penjahit sejarah pembangunan kota.

Simbol dan Filosofi: Arti Lambang Kota

Lambang Kota Pontianak sendiri merupakan rangkuman visual dari seluruh sejarah berdirinya Kota Pontianak dan nilai-nilai filosofisnya. Bentuk bulatan Kubah melambangkan pendirian kota yang ditandai dengan berdirinya Masjid, menunjukkan pengabdian kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Angka 1771 pada pangkal lima sinar menegaskan tahun kelahiran kota. Garis Khatulistiwa yang melintang di atas sungai bercabang tiga menegaskan letak geografis dan asal mula didirikannya kota.

Daun karet dan kelapa (23 lembar daun Karet dan 10 lembar daun Kelapa) melambangkan tanggal dan bulan berdirinya kota (23 Oktober) sekaligus hasil bumi utama daerah ini, sementara 5 sinar melambangkan Pancasila.

Pontianak Hari Ini: Melanjutkan Estafet Kepemimpinan

Berdasarkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999, sebutan Kotamadya Dati II Pontianak berubah menjadi Pemerintah Kota Pontianak. Pergantian ini membawa perubahan struktural yang lebih modern dan demokratis.

Sejak dr. H. Buchary A (1999-2009) hingga saat ini di bawah kepemimpinan Ir. H. Edi Rusdi Kamtono, MM., MT (2018-sekarang), Pemerintah Kota Pontianak terus berupaya memajukan kota, menjaga warisan sejarah, dan menyejahterakan warganya.

Sejarah berdirinya Kota Pontianak adalah cermin ketahanan, keberanian, dan adaptasi. Kisah Syarif Abdurrahman di persimpangan sungai menjadi pengingat bahwa kota ini lahir dari visi besar dan perjuangan yang tak pernah padam.

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

40 Ucapan Inspiratif Untuk Hari Pahlawan 10 November 2025
50 Link Twibbon Hari Pahlawan 2025 Gratis Lengkap dengan Cara Membuatnya
Teks Amanat Pembina Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2025
SKCK Online Lewat Super Apps Polri Presisi, Kini Lebih Praktis dan Cepat
Ide Lomba 17 Agustus 2025: Seru, Kreatif & Kekinian
Sejarah Shogun Jepang: Kekuatan Bayangan di Balik Kaisar
Meriam Karbit Pontianak: Warisan Budaya yang Tetap Bertahan
Ruben Onsu Masuk Islam, Ini Perjalanan Panjangnya

Berita Terkait

Senin, 17 November 2025 - 00:14 WIB

Sejarah Berdirinya Kota Pontianak: Dari Kesultanan ke Kotamadya

Minggu, 9 November 2025 - 00:51 WIB

40 Ucapan Inspiratif Untuk Hari Pahlawan 10 November 2025

Minggu, 9 November 2025 - 00:13 WIB

50 Link Twibbon Hari Pahlawan 2025 Gratis Lengkap dengan Cara Membuatnya

Minggu, 9 November 2025 - 00:01 WIB

Teks Amanat Pembina Upacara Peringatan Hari Pahlawan 2025

Jumat, 12 September 2025 - 00:13 WIB

SKCK Online Lewat Super Apps Polri Presisi, Kini Lebih Praktis dan Cepat

Berita Terbaru

Tragedi pilu remaja tenggelam di Sambas (F, 12 tahun) di Sungai Semparuk. Polisi ungkap kronologi dan imbau pengawasan ketat anak di area sungai.

Peristiwa

Remaja Tenggelam di Sambas: Korban Ditemukan Jauh dari Lokasi

Senin, 17 Nov 2025 - 00:27 WIB

sejarah berdirinya kota pontianak, syarif abdurrahman alkadrie, kesultanan pontianak, kota khatulistiwa, istana kadariah - foto canva pro

Inspirasi

Sejarah Berdirinya Kota Pontianak: Dari Kesultanan ke Kotamadya

Senin, 17 Nov 2025 - 00:14 WIB

Dishub Pontianak tambah titik CCTV live streaming Pontianak di Simpang Tanjungpura-Diponegoro. Pantau lalu lintas real time gratis via YouTube!

Nasional

CCTV Live Streaming Pontianak: Dishub Tambah Titik Krusial

Senin, 17 Nov 2025 - 00:02 WIB