AirAsia rute Kuching-Pontianak resmi mengudara pada Jumat, 12 September 2025, menandai tonggak bersejarah bagi Kalimantan Barat.
Dengan penerbangan perdana ini, Bandara Supadio Pontianak kini menyandang status sebagai bandara internasional, membuka pintu baru bagi konektivitas, ekonomi, hingga pariwisata di wilayah perbatasan.
Suasana haru dan antusias mewarnai momen bersejarah tersebut. Pesawat AirAsia yang membawa 166 penumpang, termasuk Menteri Pengangkutan Sarawak, Dato Sri Lee Kim Shin, disambut langsung oleh pejabat tinggi Indonesia.
Sambutan Hangat untuk Penerbangan Perdana AirAsia Rute Kuching-Pontianak
Menteri Perhubungan, Dudy Purwagandhi, menyebut rute internasional ini sebagai langkah besar yang akan memperkuat peran Pontianak sebagai pintu masuk strategis di Kalimantan Barat.
“Pontianak kini bukan hanya kota perdagangan lokal, tetapi juga gerbang menuju pusat pertumbuhan ekonomi dunia. Dengan rute ini, peluang investasi dan pariwisata akan semakin terbuka,” kata Dudy dalam keterangannya.
Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, menambahkan bahwa jalur Kuching-Pontianak akan mendorong kolaborasi lintas negara, serta mengangkat potensi wisata budaya Dayak, Melayu, dan Tionghoa yang menjadi identitas Kalbar.
Jadwal Penerbangan AirAsia Kuching-Pontianak
Untuk memudahkan mobilitas masyarakat, AirAsia telah menetapkan jadwal reguler bagi dua rute internasional: Kuching-Pontianak dan Kuala Lumpur-Pontianak.
Jadwal Rute Kuching-Pontianak
- Frekuensi: 2 kali setiap hari
- Maskapai: AirAsia
Jadwal Rute Kuala Lumpur-Pontianak
- Frekuensi: 4 kali seminggu
- Hari: Senin, Rabu, Jumat, Minggu
- Maskapai: AirAsia

Rute | Frekuensi | Hari Operasional | Maskapai |
---|---|---|---|
Kuching – Pontianak | 2 kali per hari | Setiap hari | AirAsia |
Pontianak – Kuching | 2 kali per hari | Setiap hari | AirAsia |
Kuala Lumpur – Pontianak | 4 kali per minggu | Senin, Rabu, Jumat, Minggu | AirAsia |
Pontianak – Kuala Lumpur | 4 kali per minggu | Senin, Rabu, Jumat, Minggu | AirAsia |
Harapan Besar bagi Ekonomi dan Pariwisata
Penerbangan internasional pertama ini diharapkan menjadi jembatan baru antara Indonesia dan Malaysia. Mobilitas yang lebih cepat diyakini akan mempermudah perdagangan, mempercepat distribusi barang, dan meningkatkan arus wisatawan.
“Kalbar memiliki destinasi unggulan, mulai dari Danau Sentarum, Taman Nasional Betung Kerihun, hingga kekayaan budaya masyarakat lokal. Dengan akses udara langsung, kita optimis wisatawan akan semakin mudah datang,” kata Ria Norsan.
Selain sektor pariwisata, jalur internasional ini diprediksi membuka peluang bagi UMKM lokal untuk menembus pasar internasional, serta memperkuat hubungan sosial dan budaya di wilayah perbatasan.