Pendapatan radio MARI meningkat sepanjang tahun 2024 sebesar 13,28%. Capaian ini menjadi penanda bahwa radio—sektor media tradisional yang kerap dipandang mulai ditinggalkan—masih menyimpan potensi besar bila dikelola dengan strategi yang tepat.
Di tengah disrupsi industri media oleh platform digital, unit usaha radio yang dinaungi PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) justru mencetak performa gemilang sepanjang tahun 2024.
Melalui laporan tahunan yang disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, MARI membukukan peningkatan pendapatan konsolidasi sebesar 13,28% dan keuntungan komprehensif yang signifikan.
“Kalau radio paham apa yang jadi kebutuhan pengiklan, radio akan tetap menjadi pilihan,” ujar Adrian Syarkawi, CEO MARI.
Dukungan Pendengar dan Klien Jadi Kunci
Adrian menegaskan bahwa keberhasilan ini tidak lepas dari kepercayaan yang terus diberikan oleh pendengar, klien, dan mitra kerja sama.
Kolaborasi berkelanjutan dengan berbagai pihak menjadikan produk siaran radio milik MARI tetap relevan, menarik, dan menghasilkan konversi bagi pengiklan.
Radio Masih Relevan, Asal Adaptif
Di tengah masifnya migrasi audiens ke platform streaming dan podcast digital, radio-radio di bawah MARI seperti Jak FM, Gen FM, dan beberapa stasiun lainnya di Jakarta dan Surabaya tetap mampu menjaga posisi kompetitif.
“Yang kami jual bukan sekadar slot iklan, tapi bagaimana konten kami membangun engagement dan brand experience bagi pengiklan,” jelas Adrian.
Langkah inovatif MARI juga terlihat dari strategi digitalisasi yang menyeluruh, termasuk pemanfaatan media sosial, kanal streaming, serta pendekatan multiplatform kepada komunitas pendengar.
Keberhasilan MARI menjadi benchmark baru bagi industri radio di Indonesia. Di saat banyak pelaku usaha penyiaran menghadapi tekanan bisnis, MARI justru menunjukkan bahwa radio masih bisa menjadi instrumen bisnis yang sehat dan adaptif di era digital.
Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow akun
Google News Gencilnews dan Channel Gencilnews.com