Kronologi Kematian ARB di JSSB, Keluarga Yakin Bukan Kecelakaan

- Jurnalis

Kamis, 13 Maret 2025 - 07:43 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Suasana pemakaman Abu Rizal Bakri, remaja yang meninggal dunia usai dikeroyok di Jembatan Sungai Sambas Besar - Foto Istimewa

Suasana pemakaman Abu Rizal Bakri, remaja yang meninggal dunia usai dikeroyok di Jembatan Sungai Sambas Besar - Foto Istimewa

Kronologi Kematian ARB di JSSB (19), pelajar asal Desa Sejiram, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, masih menyisakan tanda tanya besar bagi keluarga.

Jenazah Abu Rizal Bakri , pelajar 19 tahun asal Desa Sejiram, Kecamatan Tebas, Kabupaten Sambas, telah dimakamkan pada Rabu (12/3/2025) sore. Namun, pihak keluarga masih menyimpan duka dan tanda tanya besar terkait penyebab kematiannya.

Menurut Asbi, kakak kandung korban, sebelum meninggal ARB sempat mengaku bahwa dirinya bukan melompat, melainkan didorong dari Jembatan Sungai Sambas Besar (JSSB) saat terjadi keributan pada Selasa dini hari.

ARB ditemukan mengambang di sungai dalam kondisi tak sadarkan diri dan mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya, yang membuat keluarga yakin bahwa ia menjadi korban pengeroyokan, bukan kecelakaan.

Meski sempat sadar dan diperbolehkan pulang, kondisinya memburuk hingga akhirnya meninggal pada Rabu pagi. Kini, keluarga menuntut kepolisian mengusut kasus ini dan memastikan keadilan bagi ARB.

Dugaan bahwa ARB bukan sekadar jatuh dari Jembatan Sungai Sambas Besar (JSSB), melainkan korban pengeroyokan semakin kuat.

Keluarga meyakini ARB mengalami kekerasan sebelum ditemukan mengambang di sungai. Mereka kini menuntut keadilan dan meminta kepolisian mengusut tuntas kasus ini.

Dugaan Pengeroyokan, Bukan Sekadar Jatuh

Menurut Asbi, kakak kandung korban, sebelum meninggal, ARB sempat sadar dan bercerita kepada keluarga serta tetangga yang menjenguknya.

“Dia bilang tidak lompat, tapi didorong,” ujar Asbi.

Kronologi yang diceritakan ARB kepada keluarganya semakin menguatkan dugaan bahwa ia menjadi korban kekerasan sebelum akhirnya ditemukan di sungai.

Sekitar pukul 01.00 dini hari, ARB bersama teman-temannya nongkrong di JSSB. Tiba-tiba, mereka terlibat keributan dengan sekelompok orang yang datang dari seberang.

Keributan itu berujung pada penyerangan. ARB dan beberapa temannya mencoba kabur. Namun, berdasarkan pengakuannya sebelum meninggal, ia tidak lompat sendiri, melainkan didorong oleh seseorang dari atas jembatan.

“Tetangga juga dengar ceritanya. Saya tanya lagi, dia (ARB) bilang kena dorong,” tegas Asbi.

Luka-Luka di Tubuh Korban Menambah Kecurigaan

Keluarga semakin curiga karena banyak luka lebam dan goresan di tubuh ARB, yang diduga akibat pengeroyokan.

“Tangan kiri lebam parah. Kaki kanan dan kiri juga lebam. Kalau dia jatuh sendiri, kenapa bisa seperti itu?” ungkap Asbi penuh kecurigaan.

Menurutnya, jika ARB memang melompat sendiri, seharusnya luka yang didapat tidak sebanyak itu. Hal ini membuat keluarga yakin bahwa ARB mengalami kekerasan sebelum terjatuh ke sungai.

Baca Juga :  Kejagung Bongkar Korupsi Minyak Rp 193,7 T! Rumah Saudagar Minyak Digeledah

Keluarga Menuntut Keadilan, Polisi Mulai Investigasi

Kematian ARB yang penuh kejanggalan mendorong keluarga untuk menuntut keadilan. Mereka meminta Polres Sambas segera melakukan penyelidikan mendalam agar kasus ini terungkap secara terang benderang.

“Kami berhak melaporkan kejanggalan ini. Kami ingin pelaku diproses sesuai hukum yang berlaku,” tegas Asbi.

Namun, pihak keluarga menolak dilakukan autopsi karena jenazah sudah dimakamkan.

“Kalau sudah di lubang kubur, kami tidak mau dibongkar lagi,” katanya.

Sementara itu, Kasi Humas Polres Sambas, AKP Sadoko, menyatakan bahwa kasus ini sudah ditangani sesuai prosedur hukum.

“Kami sedang melakukan investigasi lebih lanjut terkait kejadian ini,” ungkapnya.

Kematian ARB di Jembatan Sungai Sambas Besar masih menyisakan tanda tanya besar. Keluarga yakin ia bukan sekadar jatuh, melainkan korban kekerasan.

Dengan luka-luka di tubuhnya serta pengakuan sebelum meninggal, keluarga menuntut kepolisian mengusut kasus ini dengan serius. Mereka berharap pelaku segera ditemukan dan diproses secara hukum.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Gencilnews dan Channel Gencilnews.com

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Pembunuhan di Gg Printis Pemangkat, Polisi Amankan Batu dan Cangkul
Tandon Air 1000 Liter Hilang, Pencuri “Gasak” SMP 2 Pontianak
Dokter PPDS Perkosa Pasien di Bandung, Tak Bisa Praktik Seumur Hidup
Gudang Beras Palsu Digerebek, Beras 6 Ton Siap Edar Diamankan Polisi
Viral Pelecehan Seksual di Stasiun Tanah Abang
Beras SPHP Dicampur Menir, Polisi Amankan 6 Ton di Pontianak
Kronologi Polisi Dibacok Begal Saat Pulang Dinas
Uang Rp500 Juta Hilang Saat Tarawih, Polres Sanggau Bekuk Pencuri di Bendungan

Berita Terkait

Jumat, 11 April 2025 - 20:33 WIB

Pembunuhan di Gg Printis Pemangkat, Polisi Amankan Batu dan Cangkul

Kamis, 10 April 2025 - 01:30 WIB

Tandon Air 1000 Liter Hilang, Pencuri “Gasak” SMP 2 Pontianak

Rabu, 9 April 2025 - 21:00 WIB

Dokter PPDS Perkosa Pasien di Bandung, Tak Bisa Praktik Seumur Hidup

Rabu, 9 April 2025 - 00:30 WIB

Gudang Beras Palsu Digerebek, Beras 6 Ton Siap Edar Diamankan Polisi

Rabu, 9 April 2025 - 00:05 WIB

Viral Pelecehan Seksual di Stasiun Tanah Abang

Berita Terbaru

Munas VII APEKSI 2025, Pontianak Siap Unjuk Potensi

Kota Pontianak

Munas VII APEKSI 2025, Pontianak Siap Unjuk Potensi

Sabtu, 12 Apr 2025 - 01:30 WIB

Media Vietnam Beri Pujian Kepada Timnas Indonesia U17

Sepak Bola

Media Vietnam Beri Pujian Kepada Timnas Indonesia U17

Sabtu, 12 Apr 2025 - 01:00 WIB

ASN Pontianak Latihan Tarung Derajat, Cegah Tindak Kekerasan

Kota Pontianak

ASN Pontianak Latihan Tarung Derajat, Cegah Tindak Kekerasan

Sabtu, 12 Apr 2025 - 00:20 WIB