Penyandang Disabilitas Pontianak menerima 151 paket bantuan Kemensos. Pemkot fokus pendataan berkelanjutan, Sekolah Rakyat, dan pelatihan barista.
Sebanyak 151 keluarga Penyandang Disabilitas Pontianak menerima paket berisi sembako, nutrisi, dan perlengkapan kebersihan diri dari Kementerian Sosial melalui Sentra Antasena Magelang.
Penyerahan bantuan ini, yang diserahkan secara simbolis oleh Wali Kota Pontianak Edi Rusdi Kamtono, menjadi penanda bahwa kehadiran pemerintah sungguh nyata.
Wali Kota Edi Rusdi Kamtono menegaskan bahwa bantuan ini adalah bentuk perhatian tulus pemerintah kepada kelompok masyarakat yang sangat membutuhkan dukungan, baik anak-anak maupun orang dewasa. Penyandang Disabilitas Pontianak adalah warga yang harus diprioritaskan dalam pemenuhan kebutuhan dasar dan peningkatan kesejahteraan.
“Bantuan ini berupa paket nutrisi untuk anak-anak dan keluarga. Harapan kita, bantuan ini bisa membantu meringankan kehidupan mereka, sekaligus menjadi penyemangat bahwa pemerintah hadir untuk mendampingi,” ujarnya.
Pendataan Berkelanjutan dan Akses Pendidikan
Pemerintah Kota Pontianak tidak berhenti hanya pada penyaluran bantuan sesaat. Wali Kota Edi Rusdi Kamtono memastikan bahwa setelah ini, akan dilakukan pendataan dan verifikasi lanjutan. Tujuannya adalah memastikan kebutuhan para penerima dapat tertangani secara berkelanjutan.
“Ini program berkelanjutan. Kita ingin memastikan kehidupan mereka semakin baik melalui berbagai bentuk dukungan yang bisa kita berikan,” katanya.
Bagi keluarga Penyandang Disabilitas Pontianak yang memiliki anak usia sekolah, pemerintah tengah mengupayakan fasilitas pendidikan yang memadai. Bahkan, ada harapan besar agar anak-anak ini dapat bersekolah di Sekolah Rakyat yang direncanakan beroperasi, memberikan kesempatan belajar yang setara.
Sebagian besar penerima bantuan ini diketahui masuk dalam kategori desil satu, yaitu kelompok masyarakat berpenghasilan paling rendah. Mereka didominasi oleh pekerja sektor informal seperti buruh harian, tukang, dan pedagang kecil. Inilah wajah-wajah yang paling membutuhkan uluran tangan.
Atensi Khusus dari Kementerian Sosial
Plt Kepala Dinas Sosial Kota Pontianak, Trisnawati, menjelaskan bahwa bantuan yang disalurkan ini merupakan bagian vital dari program atensi sosial Kementerian Sosial. Program ini dirancang khusus untuk menjangkau kelompok rentan, terutama Penyandang Disabilitas Pontianak.
Setiap tahun, Pemerintah Kota Pontianak secara proaktif mengusulkan warga yang dinilai membutuhkan. Upaya ini membuahkan hasil, di mana tahun ini usulan 151 keluarga yang memiliki anggota penyandang disabilitas telah disetujui dan ditindaklanjuti oleh Kementerian Sosial.
“Alhamdulillah, tahun ini usulan kita ditindaklanjuti dengan baik oleh Kementerian Sosial. Kita mendapatkan 151 usulan yang disetujui dan diberikan kepada keluarga yang memiliki anggota penyandang disabilitas,” terangnya.
Penerima bantuan ini tercatat dalam Data Terpadu Kesejahteraan Sosial (DTKS), mulai dari desil 1 hingga desil 5. Trisnawati menambahkan, selain bantuan paket dari pusat, Pemkot Pontianak juga memiliki program penyediaan alat bantu lokal, seperti alat bantu dengar dan kaki palsu, sebagai bentuk perhatian langsung.
Angka Disabilitas yang Terus Meningkat
Berdasarkan data terbaru Dinas Sosial, saat ini terdapat sekitar 1.500 Penyandang Disabilitas Pontianak. Angka ini bersifat dinamis dan mencakup disabilitas mental, fisik, sensorik, hingga kombinasi. Keberagaman jenis disabilitas ini menuntut penanganan yang spesifik dan terperinci.
“Ini adalah bentuk perhatian pemerintah kepada para penyandang disabilitas. Kita ketahui bahwa angka penyandang disabilitas di Kota Pontianak terus meningkat dengan jenis disabilitas yang beragam,” jelasnya.
Trisnawati menekankan pentingnya pembaharuan data secara terus-menerus. Hal ini krusial agar pemerintah dapat menjangkau seluruh individu dan memastikan hak-hak dasar mereka terpenuhi, baik melalui usulan ke Kementerian Sosial maupun melalui anggaran daerah.
Angka 1.500 ini bukan sekadar statistik, melainkan wajah dari ribuan perjuangan harian yang harus didukung oleh kebijakan publik yang inklusif dan sensitif.
“Data ini sifatnya dinamis. Yang masih dapat kita usulkan akan kita usulkan sesuai kemampuan anggaran. Jika tidak memungkinkan, kita ajukan melalui Kementerian Sosial,” tambahnya.
Mendorong Kemandirian Lewat Pelatihan Keterampilan
Perhatian pemerintah tidak berhenti pada pemenuhan kebutuhan dasar. Visi jangka panjang Pemkot Pontianak adalah pemberdayaan. Hal ini diwujudkan melalui berbagai pelatihan keterampilan yang dirancang agar Penyandang Disabilitas Pontianak dapat lebih produktif dan mandiri.
Tahun ini, Dinas Sosial Kota Pontianak bahkan menggelar pelatihan barista, di mana 20 persen pesertanya berasal dari kelompok disabilitas. Selain itu, ada pula pelatihan menjahit dan menganyam akar keladi, yang bekerja sama dengan Dekranasda Kota Pontianak. Seluruh peserta pelatihan menjahit dan menganyam ini adalah penyandang disabilitas.
Harapannya, setelah mengikuti pelatihan tersebut, mereka akan mendapatkan bantuan modal usaha untuk memulai bisnis. Tindak lanjutnya adalah membantu pemasaran, misalnya bekerja sama dengan hotel lokal untuk penyediaan tatakan gelas atau produk kerajinan lainnya.
Dengan kombinasi bantuan nutrisi, pendataan yang akurat, akses pendidikan, dan pelatihan keterampilan yang terfokus, Penyandang Disabilitas Pontianak memiliki kesempatan yang lebih luas. Mereka bukan lagi hanya objek bantuan, melainkan subjek pembangunan yang berdaya, siap memberikan kontribusi terbaik bagi Kota Pontianak.
“Harapannya, setelah mengikuti pelatihan, mereka dapat lebih produktif. Biasanya setelah pelatihan akan ada bantuan modal usaha. Selanjutnya tinggal bagaimana memasarkan produk mereka, misalnya bekerja sama dengan hotel untuk penyediaan tatakan gelas dan sebagainya,” tuturnya.






