Tragedi pilu remaja tenggelam di Sambas (F, 12 tahun) di Sungai Semparuk. Polisi ungkap kronologi dan imbau pengawasan ketat anak di area sungai.
Sungai di Semparuk Kuala, Desa Semparuk, Kabupaten Sambas, yang biasanya menjadi sumber kehidupan dan tempat bermain, tiba-tiba menjelma menjadi saksi bisu sebuah tragedi yang merenggut nyawa. Inisial F (12), seorang remaja dari Dusun Semparuk Kuala, dilaporkan meninggal dunia setelah tenggelam. Tragedi remaja tenggelam di Sambas ini menjadi duka yang menyelimuti seluruh desa, sekaligus peringatan keras akan bahaya alam yang kerap luput dari perhatian.
Peristiwa pilu ini terjadi saat korban mandi seorang diri di sungai yang berada tepat di belakang kediaman neneknya. Kelengahan sesaat dan ganasnya arus sungai menjadi kombinasi fatal yang mengubah kegiatan sore yang menyenangkan menjadi musibah.
Kronologi Tenggelam Semparuk: Mandi Sore yang Berujung Nahas
Dari keterangan saksi yang dihimpun Kepolisian Resor Sambas, insiden memilukan ini bermula sekitar pukul 15.10 WIB. F diketahui turun ke sungai, tepat di belakang Pasar Semparuk, tanpa pengawasan orang dewasa.
Kasi Humas Polres Sambas, AKP Sadoko, mengungkapkan bahwa berdasarkan penyelidikan, dugaan kuat adalah korban terpeleset ke dalam aliran sungai. Tragisnya, F tidak memiliki kemampuan berenang yang memadai. Inilah faktor utama yang membuat korban tak berdaya menghadapi tarikan arus sungai.
Mandi sendirian di area sungai yang memiliki arus tak terduga seringkali memicu risiko seperti yang terjadi pada remaja tenggelam di Sambas ini. Arus yang terlihat tenang bisa saja menyimpan kekuatan yang mengejutkan.
Momen Penemuan: Harapan yang Padam di Tepi Sungai
Setelah dinyatakan hilang, pencarian segera dilakukan oleh warga setempat. Beberapa ratus meter dari lokasi F mandi terakhir kali, seorang warga berinisial M menemukan tubuh F terapung sekitar pukul 17.20 WIB. Penemuan ini segera memicu teriakan minta tolong.
Saksi lain berinisial R yang mendengar teriakan tersebut langsung bergegas. Dengan sigap, ia menolong korban dan mengangkatnya ke tepi sungai. Momen penemuan ini menghadirkan harapan tipis yang sayangnya segera sirna.
Saat dievakuasi, kondisi F sudah sangat mengkhawatirkan. Ia dalam keadaan tak sadarkan diri, dengan busa keluar dari mulutnya—indikasi yang jelas bahwa tubuhnya telah menyerah akibat kekurangan oksigen. Duka menyelimuti kabar tragedi remaja tenggelam di Sambas tersebut.
Tanggapan Cepat Polsek Semparuk
Laporan penemuan mayat remaja tenggelam di Sambas ini diterima oleh Kepolisian Sektor Semparuk pada Jumat, 14 November 2025, sekitar pukul 18.30 WIB. Kapolsek Semparuk, Iptu Rio Fachrihadi, bersama personelnya segera mendatangi Tempat Kejadian Perkara (TKP).
AKP Sadoko menjelaskan bahwa serangkaian tindakan kepolisian langsung dilakukan. Mulai dari mendatangi lokasi, mengamankan barang bukti yang relevan, hingga memeriksa semua saksi kunci untuk merangkai detail kronologi tenggelam semparuk yang sesungguhnya.
Korban segera dilarikan ke rumah mantri (petugas medis) setempat untuk pemeriksaan lebih lanjut. Namun, takdir berkata lain; korban dinyatakan meninggal dunia.
Penyebab Kematian dan Sikap Keluarga
Pemeriksaan medis oleh petugas dan tim kesehatan setempat memberikan kesimpulan yang jelas. Kematian F tidak disebabkan oleh adanya tanda kekerasan fisik.
Kematian remaja tenggelam di Sambas ini murni diakibatkan oleh kondisi kekurangan oksigen (asfiksia) yang dialami saat tenggelam di aliran sungai. Polisi memastikan bahwa ini adalah kecelakaan murni.
Dalam suasana berkabung yang mendalam, keluarga korban menunjukkan keikhlasan luar biasa. Mereka menerima tragedi ini sebagai musibah dan menolak untuk dilakukan autopsi, sebuah keputusan yang dihormati oleh pihak kepolisian. Ini adalah akhir yang pilu namun penuh ketabahan dari keluarga di duka sambas.
Polres Sambas Himbauan: Pentingnya Pengawasan Orang Tua
Tragedi ini menjadi cambuk bagi masyarakat luas, khususnya para orang tua. Di banyak wilayah di Kalimantan Barat, sungai adalah bagian integral dari kehidupan sehari-hari, namun ia juga menyimpan bahaya laten.
Polres Sambas, melalui AKP Sadoko, menyampaikan rasa duka cita mendalam kepada keluarga F. Namun, di balik ucapan duka tersebut, ada polres sambas himbauan tegas.
Kepolisian menghimbau seluruh masyarakat agar selalu berhati-hati di area aliran sungai, terutama bagi anak-anak yang belum mahir berenang.






