Negosiasi Alot Aspek Komersial: Shell Belum Beli BBM Pertamina

- Jurnalis

Rabu, 12 November 2025 - 08:59 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Alasan utama mengapa Shell belum beli BBM Pertamina terungkap. Negosiasi aspek komersial business-to-business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga dilaporkan masih belum mencapai kesepakatan. - foto ilustrasi

Alasan utama mengapa Shell belum beli BBM Pertamina terungkap. Negosiasi aspek komersial business-to-business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga dilaporkan masih belum mencapai kesepakatan. - foto ilustrasi

Alasan utama mengapa Shell belum beli BBM Pertamina terungkap. Negosiasi aspek komersial business-to-business (B2B) dengan Pertamina Patra Niaga dilaporkan masih belum mencapai kesepakatan.

Kabar terbaru dari sektor hilir minyak dan gas bumi (migas) mencuat ke publik. Salah satu pemain global di bisnis Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Indonesia, Shell belum beli BBM Pertamina yang diimpor.

Situasi ini mengundang pertanyaan besar, mengingat adanya kebutuhan pasokan base fuel di tengah dinamika pasar energi domestik. Konfirmasi ini datang langsung dari pihak Shell Indonesia, yang menyebutkan bahwa hambatan utama adalah aspek komersial dalam negosiasi yang sedang berlangsung.

Keputusan bahwa Shell belum beli BBM Pertamina dikarenakan negosiasi business-to-business (B2B) yang dijalankan dengan Pertamina Patra Niaga belum mencapai titik temu mengenai aspek komersial.

Hal ini diungkapkan oleh President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian, saat dihubungi pada Selasa (11/11/2025). Meskipun negosiasi terus berjalan, kesepakatan akhir yang mencakup harga dan syarat komersial lainnya belum diteken.

“Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini belum mencapai kesepakatan business-to-business (B2B) terkait aspek komersial untuk pasokan base fuel dari Pertamina Patra Niaga,” ujar Ingrid Siburian.

Pernyataan ini menggarisbawahi bahwa permasalahan utamanya bukanlah pada kualitas atau ketersediaan, melainkan pada struktur komersial yang harus disepakati oleh kedua entitas bisnis besar ini.

Proses negosiasi yang berlarut-larut ini tentu berdampak langsung pada operasional Shell, meskipun saat ini mereka masih berupaya memastikan ketersediaan produk di jaringan SPBU mereka.

Baca Juga :  UTANG INDONESIA Aman: Menkeu Purbaya Tegaskan Rasio 39,86% Masih Terkendali

Komitmen Kualitas dan Permintaan Maaf Shell

Meskipun Shell belum beli BBM Pertamina untuk base fuel mereka, Shell Indonesia memastikan bahwa mereka terus berkoordinasi dengan berbagai pihak untuk memastikan produk BBM di seluruh jaringan SPBU mereka kembali tersedia sesuai dengan standar ketat yang mereka miliki.

Ingrid Siburian menekankan bahwa pengadaan BBM harus tetap sejalan dengan standar keselamatan operasional, prosedur dan pedoman pengadaan BBM, serta standar bahan bakar berkualitas tinggi Shell secara global. Hal ini menunjukkan bahwa Shell sangat menjaga reputasi merek dan kualitas produk yang disajikan kepada pelanggan.

Dalam kesempatan yang sama, Shell Indonesia juga menyampaikan permohonan maaf kepada para pelanggan setianya yang mungkin terganggu akibat kondisi ini. “Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi,” kata Ingrid.

Saat ini, di tengah proses negosiasi yang masih berlangsung, jaringan SPBU Shell tetap melayani para pelanggan dengan produk yang tersedia, seperti Shell V-Power Diesel. Selain itu, layanan non-BBM juga tetap beroperasi normal, mencakup Shell Select (ritel), Shell Recharge (pengisian daya kendaraan listrik), bengkel, dan pelumas Shell.

Dinamika Pasar Impor BBM: Kasus VIVO dan BP-AKR

Situasi yang dialami Shell bukan satu-satunya dinamika yang terjadi di pasar impor BBM domestik. Sebelumnya, perusahaan energi lain, VIVO, juga sempat menunjukkan perkembangan negosiasi yang menarik.

Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi (Dirjen Migas) Kementerian ESDM, Laode Sulaeman, menjelaskan bahwa VIVO sebenarnya sudah pernah melakukan negosiasi dan menyatakan kesepakatan untuk membeli BBM dari Pertamina. Namun, secara mengejutkan, VIVO kemudian menyatakan mundur dari kesepakatan awal tersebut dengan alasan yang belum diketahui secara pasti.

Baca Juga :  Jadwal Pencairan THR Pensiunan PNS 2025, Cek Kapan Cair dan Besarannya

“Sebenarnya VIVO itu kan sudah dulu harusnya. Tapi mundur. Alasannya belum tahu. Sekarang nego lagi, kita tunggu aja,” kata Laode saat ditemui di Komplek DPR, Jakarta, pada Senin (10/11).

Saat ini, VIVO dilaporkan tengah melakukan negosiasi ulang dengan Pertamina Patra Niaga untuk kembali menjajaki pembelian BBM. Pemerintah, melalui Dirjen Migas, berharap agar VIVO dapat segera menyelesaikan negosiasi dan melakukan pemesanan BBM.

Laode Sulaeman menyoroti perbedaan sikap antara VIVO dan BP-AKR, kompetitor lain di pasar BBM ritel. BP-AKR disebut telah menunjukkan langkah nyata dalam memenuhi kebutuhannya.

“Karena kan BP-AKR aja sudah dua kargo, masa yang lain nggak pesen, nanti apa Itu bisa menyebabkan prognosa dia sampai akhir tahun turun, karena dia nggak mengkonsumsi apa-apa,” tegas Laode.

Pernyataan Dirjen Migas ini mengindikasikan bahwa Kementerian ESDM berharap seluruh badan usaha penyedia BBM dapat segera mengamankan pasokan mereka, demi menjaga stabilitas dan prognosa konsumsi BBM nasional hingga akhir tahun.

Keberhasilan negosiasi antara Shell dan VIVO dengan Pertamina Patra Niaga akan menjadi kunci penting dalam menjaga iklim bisnis yang sehat sekaligus memastikan ketersediaan energi bagi masyarakat. Publik kini menunggu update terbaru dari meja perundingan, berharap titik terang segera muncul.

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Dealer Isuzu Ketapang, Siap Dukung Pertumbuhan Bisnis Anda
Truk Logistik Isuzu: Partner Andal Bisnis Modern
Redenominasi Rupiah: Langkah Berani Purbaya Yudhi Sadewa Menuju Stabilitas Ekonomi
UMKM Fashion Lokal Terancam: Jilbab Rp2 Ribu Impor China Bikin Produsen Menjerit
UTANG INDONESIA Aman: Menkeu Purbaya Tegaskan Rasio 39,86% Masih Terkendali
Industri Hiburan AS Masuki Era PHK dan Otomatisasi
Tarif Listrik Subsidi 2025 Tetap Hingga Desember
Peredaran Durian Ilegal Malaysia Rugikan Petani Lokal

Berita Terkait

Rabu, 12 November 2025 - 08:59 WIB

Negosiasi Alot Aspek Komersial: Shell Belum Beli BBM Pertamina

Sabtu, 8 November 2025 - 11:58 WIB

Dealer Isuzu Ketapang, Siap Dukung Pertumbuhan Bisnis Anda

Sabtu, 8 November 2025 - 11:08 WIB

Truk Logistik Isuzu: Partner Andal Bisnis Modern

Jumat, 7 November 2025 - 20:25 WIB

Redenominasi Rupiah: Langkah Berani Purbaya Yudhi Sadewa Menuju Stabilitas Ekonomi

Jumat, 7 November 2025 - 00:12 WIB

UMKM Fashion Lokal Terancam: Jilbab Rp2 Ribu Impor China Bikin Produsen Menjerit

Berita Terbaru

Regulasi Angkutan Barang: Jam Operasional Angkutan Barang Pontianak, Peraturan Wali Kota Pontianak 48/2016, Kendaraan 20 Feet, Kendaraan 40 Feet. - foto Ilustrasi

Kota Pontianak

Panduan Lengkap Jam Operasional Angkutan Barang di Pontianak

Rabu, 12 Nov 2025 - 08:29 WIB

Timnas Indonesia U-17 tersingkir dari Piala Dunia U-17 2025 setelah Uganda mengalahkan Prancis. Simak rincian hasil Garuda Muda dan klasemen peringkat ketiga.

Sepak Bola

Timnas Indonesia U-17 Tersingkir dari Piala Dunia U-17 2025

Rabu, 12 Nov 2025 - 08:00 WIB