Timnas Indonesia U-17 tersingkir dari Piala Dunia U-17 2025 setelah Uganda mengalahkan Prancis. Simak rincian hasil Garuda Muda dan klasemen peringkat ketiga.
Perjalanan Timnas Indonesia U-17 tersingkir dari gelaran Piala Dunia U-17 2025 di Doha, Qatar, harus berakhir.
Kepastian ini didapatkan bukan dari hasil pertandingan yang dimainkan oleh Garuda Muda, melainkan dari hasil laga di Grup K antara Uganda melawan Prancis.
Kemenangan tipis 1-0 yang diraih Uganda atas Prancis membuat posisi Indonesia di klasemen peringkat ketiga dari 12 grup dipastikan tidak lagi bisa menembus zona aman 32 besar.
Dengan demikian, skuad asuhan Nova Arianto harus angkat koper, membawa pulang tiga poin dari tiga pertandingan.
Indonesia U-17 sejatinya masih menyimpan harapan tipis untuk lolos melalui jalur empat tim peringkat ketiga terbaik, namun hasil laga di grup lain, khususnya Grup K, menutup rapat-rapat peluang tersebut.
Kemenangan Uganda memberikan pukulan telak yang membuat skenario perhitungan poin bagi Indonesia menjadi mustahil.
Kekalahan Prancis dari Uganda Kunci Nasib Indonesia
Pertandingan yang menjadi penentu nasib Timnas Indonesia U-17 terjadi di matchday ketiga Grup K. Duel yang mempertemukan Uganda melawan Prancis digelar pada Selasa (11/11/2025) di Aspire Zone – Pitch 3, Doha.
Secara mengejutkan, Uganda berhasil menumbangkan Prancis dengan skor tipis 1-0. Gol tunggal yang dicetak oleh James Bogere pada menit ke-18 menjadi penentu kemenangan yang, ironisnya, juga menjadi penentu kepulangan Indonesia.
Hasil ini secara matematis membuat Indonesia dipastikan tidak bisa lagi menembus zona delapan besar dalam klasemen yang diisi oleh para tim peringkat ketiga dari 12 grup di Piala Dunia U-17 2025. Hanya delapan tim peringkat ketiga dengan koleksi poin terbaik yang berhak mendapatkan tiket melangkah ke babak fase gugur (32 besar).
Sebelum pertandingan Uganda vs Prancis, Indonesia menempati posisi ke-10 di klasemen peringkat ketiga dengan koleksi tiga poin dari tiga laga yang dimainkan. Kemenangan yang diraih Uganda secara otomatis membuat mereka mengamankan posisi yang lebih baik, sehingga menggeser Indonesia semakin jauh dari harapan.
Rincian Perjalanan Garuda Muda di Grup
Timnas Indonesia U-17 memulai kiprah mereka di turnamen ini dengan hasil yang kurang memuaskan, namun menunjukkan peningkatan di laga penutup.
Pada pertandingan pembuka, Indonesia U-17 harus mengakui keunggulan Zambia dengan skor 1-3. Kekalahan kedua didapat saat menghadapi tim kuat Brasil dengan skor 0-1.
Meskipun sudah terbebani dengan dua kekalahan awal, semangat juang Pasukan Nova Arianto tidak padam. Kemenangan perdana berhasil diraih pada laga terakhir Grup B saat menghadapi Honduras. Indonesia U-17 berhasil menang tipis 2-1, yang membuat koleksi poin mereka menjadi tiga.
Kemenangan melawan Honduras inilah yang sempat memunculkan harapan bahwa Garuda Muda bisa lolos, setidaknya melalui skema peringkat ketiga terbaik. Namun, selisih gol yang kurang meyakinkan dan hasil pertandingan grup lain, terutama dari Uganda, membuat mimpi itu harus kandas.
Indonesia U-17 tersingkir : Skenario Berat yang Gagal Terwujud
Jalan Indonesia untuk lolos memang sudah terjal sejak awal. Setelah mengumpulkan tiga poin, Indonesia masih harus berharap pada skenario ‘ajaib’ di Grup J dan L.
Sebelum Uganda memenangkan laga, Indonesia tadinya masih bisa berharap pada hasil laga di Grup L dan J yang melibatkan Paraguay dan Arab Saudi. Namun, skenario tersebut pun sangat sulit untuk diwujudkan. Agar Indonesia bisa menyalip tim-tim di atasnya, duel di Grup J dan L harus berakhir dengan skor yang sangat mencolok, setidaknya kekalahan 0-5 bagi salah satu tim yang berpotensi menjadi pesaing terberat Indonesia di peringkat ketiga.
Kemenangan Uganda atas Prancis memastikan bahwa segala skenario mustahil pun tidak lagi relevan. Indonesia U-17 sudah secara resmi tidak memiliki harapan untuk melanjutkan kompetisi di fase knockout.
Fokus pada Pengalaman dan Evaluasi
Meskipun harus angkat koper lebih cepat, partisipasi Timnas Indonesia U-17 dalam Piala Dunia U-17 2025 ini memberikan pengalaman yang sangat berharga bagi perkembangan pemain muda. Bermain di level kompetisi tertinggi dunia adalah pelajaran tak ternilai yang akan dibawa pulang oleh skuad asuhan Nova Arianto.
Tantangan berikutnya bagi PSSI dan tim pelatih adalah melakukan evaluasi menyeluruh. Kekalahan dari Zambia dan Brasil menunjukkan bahwa ada pekerjaan rumah besar terkait konsistensi permainan dan penyelesaian akhir. Kemenangan atas Honduras membuktikan potensi, namun juga memperlihatkan bahwa diperlukan mental dan ketahanan fisik yang lebih kuat untuk bersaing di turnamen kelas dunia.
Kini, Timnas Indonesia U-17 kembali ke tanah air. Pengalaman bermain melawan tim-tim terbaik dunia di Doha diharapkan menjadi modal besar bagi para pemain muda ini untuk jenjang karir mereka di masa depan.






