Kapal feri Kapuas kembali beroperasi setelah menjalani perawatan tahunan, membawa angin segar bagi warga Kota Pontianak yang selama beberapa pekan terakhir harus menempuh rute lebih jauh melewati Jembatan Kapuas I dan II.
Kembalinya layanan penyeberangan ini disambut hangat oleh masyarakat, terutama mereka yang bergantung pada rute Bardan–Siantan untuk aktivitas harian.
Kamis, 23 Oktober 2025 menjadi momentum penting: KMP Jembatan Kapuas resmi melayarkan kembali kapal penyeberangannya setelah dinyatakan laik operasi oleh Dinas Perhubungan Kota Pontianak.
Kapal Feri Kapuas Kembali Beroperasi, Layanan Vital yang Dinantikan Warga
Kepala Dinas Perhubungan Kota Pontianak, Yuli Trisna Ibrahim, menegaskan selesainya proses docking menjadi penanda kesiapan kapal untuk kembali memberikan layanan. Proses perawatan tahunan dilakukan untuk memastikan standar keselamatan dan kenyamanan tetap terpenuhi.
Menurutnya, feri ini bukan sekadar sarana transportasi, tetapi penghubung aktivitas sosial dan ekonomi masyarakat di dua sisi Sungai Kapuas.
“Mulai Kamis, 23 Oktober 2025, masyarakat sudah dapat kembali menggunakan feri penyeberangan Bardan–Siantan. Perawatan tahunan atau docking telah selesai dilakukan dan kapal siap beroperasi kembali,” ujarnya, Rabu (22/10/2025).
Alternatif Transportasi yang Efisien
Bagi masyarakat yang bekerja, berdagang, atau memiliki aktivitas rutin di dua wilayah tersebut, kehadiran feri menjadi solusi praktis. Selain menghemat waktu tempuh, feri juga menjadi pilihan bagi pengendara motor dan pejalan kaki yang ingin menghindari kepadatan lalu lintas.
“Kami ingin memberikan kenyamanan dan kemudahan bagi masyarakat. Itu menjadi prioritas kami dalam memberikan pelayanan,” imbuhnya.
Dengan kapasitas memadai dan waktu operasional yang terjadwal, KMP Jembatan Kapuas menjadi salah satu urat nadi konektivitas kota, terlebih saat jam sibuk pagi dan sore hari.
Dampak Ekonomi dan Mobilitas Warga
Selain aspek transportasi, feri juga menopang pergerakan ekonomi mikro di wilayah sekitar dermaga. Pedagang kecil, ojek sungai, hingga pekerja jasa merasakan manfaat langsung dari meningkatnya mobilitas masyarakat.
Kembalinya operasional feri juga diyakini mampu mereduksi titik kemacetan di persimpangan menuju jembatan, terutama saat jam padat. Dengan alternatif rute yang lebih pendek, efisiensi perjalanan menjadi nilai tambah bagi pengguna.






