Hari jadi ke-254 Pontianak kembali diperingati dengan suasana hangat dan penuh makna meski sempat diguyur hujan.
Upacara apel yang digelar di depan Kantor Wali Kota Jalan Rahadi Usman berlangsung khidmat, mencerminkan kebersahabatan dan kekuatan budaya yang selama ini menjadi jati diri Kota Khatulistiwa.
Di usia yang lebih dari dua abad ini, Pontianak tidak hanya tumbuh sebagai kota pelabuhan yang strategis, tetapi juga sebagai ruang hidup yang merawat sejarah, merangkul keberagaman, dan terus bergerak maju di berbagai bidang pembangunan.
Hari Jadi ke-254 Pontianak Jadi Momentum Kebersamaan dalam Peringatan Kota Khatulistiwa
Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyebut peringatan hari jadi bukan sekadar seremoni rutin, melainkan penanda perjalanan kota dan refleksi atas nilai-nilai yang diwariskan para pendiri.
“Pontianak dibangun atas dasar kebersamaan dari berbagai suku dan budaya. Semangat inilah yang harus terus kita jaga agar kota ini tetap menjadi rumah yang nyaman bagi semua,” tuturnya.
Tema “Pontianak Bersahabat” dipilih bukan hanya sebagai slogan, melainkan gambaran karakter warganya terbuka, ramah, dan menghormati perbedaan.
Edi menambahkan, pembangunan yang dilakukan pemerintah tidak hanya berfokus pada aspek fisik, tetapi juga pada peningkatan kualitas sumber daya manusia.
“Kami terus berupaya menciptakan tata kelola pemerintahan yang baik, pelayanan publik yang prima, dan lingkungan kota yang bersih serta hijau,” jelasnya.
Ia juga mengapresiasi partisipasi masyarakat yang selama ini turut mendukung berbagai program pembangunan. Sebab tanpa dukungan masyarakat, hal itu sulit untuk diwujudkan.
“Tanpa dukungan masyarakat, mustahil pemerintah dapat mewujudkan Pontianak yang lebih maju. Sinergi antara pemerintah, swasta, dan warga merupakan kunci keberhasilan kita bersama,” kata Edi.
Dalam kesempatan tersebut, Edi mengajak seluruh warga untuk memaknai peringatan Hari Jadi Pontianak tidak sekadar sebagai seremonial tahunan, tetapi juga refleksi terhadap perjalanan panjang kota ini sejak didirikan oleh Sultan Syarif Abdurrahman Alkadrie pada tahun 1771.
“Kita harus terus melanjutkan perjuangan pendiri kota dengan menjaga persatuan, memajukan pendidikan, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” imbuhnya.