FIFA Matchday makin dekat, Timnas masih belum memiliki pelatih baru. Kurangnya kejelasan menjelang agenda internasional ini menimbulkan kegelisahan, bukan hanya bagi para pemain, tetapi juga publik sepak bola nasional yang menantikan pembenahan setelah fase kualifikasi sebelumnya.
Kondisi tersebut kian disorot karena kalender FIFA sudah berjalan, sementara persiapan Timnas Indonesia belum memasuki tahap teknis apa pun. Tanpa sosok pelatih yang memimpin latihan, strategi, dan seleksi skuad, waktu yang tersisa semakin sempit.
FIFA Matchday Makin Dekat Mengapa Kursi Pelatih Masih Kosong?
Hingga lebih dari sepekan sejak berpisah dengan Patrick Kluivert, PSSI belum juga mengumumkan sosok pengganti. Belum ada informasi resmi terkait kandidat, timeline rekrutmen, ataupun rencana pelatih interim.
Sementara publik menunggu, PSSI hanya menyampaikan bahwa proses seleksi masih berjalan. Namun, tanpa transparansi, banyak pihak mempertanyakan keseriusan federasi dalam membangun kontinuitas Timnas.
Dua Nama Mengemuka: Shin Tae-yong dan Timur Kapadze
Meski belum diumumkan resmi, dua nama diyakini berada di kursi teratas bursa pelatih Timnas:
- Shin Tae-yong
Pelatih yang sukses membangun struktur fondasi skuad Garuda dari generasi muda ke senior. Kabar yang beredar menyebut Shin siap kembali, bahkan menolak tawaran dari negara lain. - Timur Kapadze
Pelatih muda Uzbekistan yang dikenal progresif dalam membangun tim teknis, namun belum pernah melatih di Asia Tenggara.
Keduanya punya gaya yang berbeda. Shin lebih berpengalaman dalam kultur sepak bola Indonesia, sementara Kapadze menawarkan pendekatan taktis modern. Namun, tanpa kejelasan federasi, semua masih sebatas spekulasi.
Tetangga Sudah Melangkah, Indonesia Tertinggal
Situasi Indonesia kontras dengan negara lain di kawasan.
Negara | Status Pelatih | Persiapan |
---|---|---|
Thailand | Sudah menunjuk interim (Anthony Hudson) | Jadwal uji coba selesai |
Singapura | Sudah siapkan 60 kandidat | Pelatih sementara aktif memimpin tim |
Indonesia | Belum ada pelatih | Tim belum berkumpul |
Keterlambatan seperti ini bukan hanya teknis, tapi juga mengandung risiko reputasi. Di mata pengamat sepak bola, Indonesia terlihat gagap mengambil keputusan strategis setelah melalui masa transisi.
Suara Publik Mulai Menguat
Di media sosial, kritik semakin sering terdengar. Banyak pendukung mempertanyakan alasan keterlambatan. Sebagian khawatir momentum peningkatan performa Timnas dalam dua tahun terakhir justru hilang.
Para fans muda di platform X (Twitter) menilai PSSI terlalu lambat. Sebagian lainnya menyebut ini sebagai sinyal lemahnya road map jangka panjang.