Harga asli LPG 3 kg diperdebatkan dua menteri, yakni Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia.
Polemik ini mencuat pada awal Oktober 2025 ketika Purbaya mengungkap harga dasar LPG melon Rp42.750 per tabung, sementara Bahlil menilai data itu salah baca.
Purbaya Akui Masih Pelajari Data
Dalam kunjungan kerja ke Kudus, Jawa Tengah, Jumat (3/10/2025), Menkeu Purbaya menegaskan dirinya masih mempelajari data tersebut.
“Saya sedang pelajari, kita pelajari lagi. Mungkin Pak Bahlil betul, tapi nanti kita lihat lagi seperti apa. Yang jelas saya dapat angkanya dari hitungan staf saya, nanti kita lihat gimana salah pengertiannya,” kata Purbaya.
Menurutnya, perbedaan angka bisa saja muncul akibat cara pandang berbeda antara Kementerian Keuangan dengan Kementerian ESDM.
“Harusnya sih pada akhirnya angkanya sama, uangnya itu-itu aja kan. Nanti kita jelasin seperti apa yang betul,” tambahnya.
Perbedaan Perhitungan Antarkementerian
Purbaya menilai perbedaan itu mungkin hanya masalah teknis.
“Saya salah data? Mungkin cara lihat datanya beda, kan hitung-hitungan kan kadang-kadang kalau dari praktek sama akuntan kan kadang-kadang beda,” jelasnya.
Berdasarkan data yang ia sampaikan sebelumnya, harga asli LPG 3 kg mencapai Rp42.750 per tabung. Pemerintah selama ini menanggung sekitar Rp30.000 sehingga masyarakat hanya membayar Rp12.750.
Bahlil: Mungkin Menkeu Salah Baca Data
Sehari sebelumnya, Kamis (2/10/2025), Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebut Purbaya kemungkinan salah membaca data LPG.
“Itu mungkin Menkeu-nya salah baca data itu. Biasalah kalau, ya mungkin butuh penyesuaian. Jadi mungkin Menkeu-nya belum dikasih masukan oleh dirjennya dengan baik atau oleh timnya,” ujar Bahlil di kantor BPH Migas, Jakarta Selatan.
Ia menilai wajar jika ada perbedaan pandangan, terutama karena Purbaya baru menjabat Menkeu.
Dampak pada Subsidi LPG 3 Kg
Subsidi LPG 3 kg menyentuh langsung jutaan rumah tangga kecil, pedagang kaki lima, hingga UMKM. Perbedaan data di tingkat kementerian bisa menimbulkan kebingungan publik mengenai arah kebijakan subsidi energi.
Setiap tabung LPG 3 kg yang beredar di pasaran sebenarnya memiliki dua komponen penting:
- Harga asli: Rp42.750 (menurut data Purbaya)
- Harga jual ke masyarakat: Rp12.750 per tabung
- Subsidi pemerintah: Rp30.000 per tabung
Angka ini menunjukkan betapa besar beban fiskal yang ditanggung negara untuk menjaga keterjangkauan energi rumah tangga miskin.
Satu Data Jadi Solusi
Bahlil menekankan pentingnya integrasi data dalam subsidi energi. Ia menyebut saat ini pemerintah sedang menyiapkan Data Tunggal Sosial dan Ekonomi Nasional (DTSEN) melalui BPS.
“Jadi menyangkut juga subsidi tentang satu data itu juga. Itu juga masih dalam proses pematangan ya. BPS itu kan kerja sama dengan tim di ESDM. Jadi mungkin pak Menteri Keuangan ya, mungkin belum baca data kali itu ya,” jelasnya.
Jika DTSEN berjalan optimal, maka distribusi subsidi LPG akan lebih tepat sasaran dan transparan.
Publik Menunggu Kejelasan
Masyarakat menanti penjelasan resmi pemerintah untuk memastikan subsidi LPG tidak berubah drastis akibat perbedaan data ini. Bagi warga, isu harga LPG bukan sekadar angka, tetapi menyangkut dapur rumah tangga sehari-hari.
Purbaya sendiri memastikan koordinasi dengan kementerian lain tetap berjalan. Ia optimistis kesalahpahaman ini akan segera selesai.
“Pada akhirnya angkanya sama. Uangnya itu-itu juga. Tinggal cara menghitungnya saja yang kadang berbeda,” pungkasnya.