Demo Anti Korupsi Mengguncang Manila, Rakyat Filipina Ke Turun Jalan

- Jurnalis

Senin, 22 September 2025 - 06:54 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Unjuk rasa ini berawal dari skandal proyek pengendali banjir yang disebut “hantu”. Proyek tersebut, menurut penyelidikan awal, mengalirkan dana triliunan rupiah tanpa hasil nyata di lapangan. - foto ilustrasi

Unjuk rasa ini berawal dari skandal proyek pengendali banjir yang disebut “hantu”. Proyek tersebut, menurut penyelidikan awal, mengalirkan dana triliunan rupiah tanpa hasil nyata di lapangan. - foto ilustrasi

Demo anti korupsi mengguncang Manila, Filipina pada Minggu (21/9) ketika puluhan ribu warga memenuhi jalan menuju Istana Malacañan.

Mereka menuntut kejelasan atas skandal proyek pengendali banjir fiktif yang diyakini merugikan negara miliaran dolar.

Menurut laporan Inquirer, massa berpakaian hitam, banyak yang menutupi wajah dengan topeng, menyerbu Jembatan Mendiola yang merupakan salah satu jalur bersejarah menuju pusat kekuasaan di Filipina.

Suasana berubah tegang ketika barisan polisi berusaha menghentikan langkah demonstran.

Demo Anti Korupsi Mengguncang Manila, Dari Teriakan Hingga Ledakan Api

Bentrok pecah dan batu beterbangan dari arah massa, dibalas suara tembakan peringatan dari aparat.

Seorang saksi mata menggambarkan udara di sekitar jembatan dipenuhi bau bensin, asap hitam, dan sirene yang meraung tanpa henti.

Sebuah trailer terbakar, dengan asap pekat mengepul ke langit Manila. Massa bahkan mencoba membakar kendaraan lain.

Beberapa pengunjuk rasa terlihat mengibarkan bendera Filipina, sementara yang lain mengangkat bendera bajak laut “Jolly Roger” dari manga populer One Piece.

Anak Muda di Barisan Depan

Di antara kerumunan, terlihat pula wajah-wajah muda. Polisi mengklaim sebagian dari mereka masih di bawah umur.

Namun, topeng yang menutupi wajah membuat identitas mereka sulit dipastikan. Meski begitu, mereka ikut mendorong barisan polisi, bergabung dengan ribuan orang lain yang menuntut keadilan.

Baca Juga :  Pertemuan Trump-Zelenskyy Bertemu di Gedung Putih: Adu Mulut Sengit Soal Mineral Langka Ukraina

Hingga malam, sedikitnya 10 orang ditahan, sementara beberapa petugas dilaporkan mengalami luka-luka. Aparat berusaha menyeret perusuh keluar dari kerumunan, tetapi massa terus datang bergelombang.

Akar Kemarahan Publik

Unjuk rasa ini berawal dari skandal proyek pengendali banjir yang disebut “hantu”. Proyek tersebut, menurut penyelidikan awal, mengalirkan dana triliunan rupiah tanpa hasil nyata di lapangan.

Presiden Ferdinand Marcos Jr. dalam pidatonya pada Juli lalu menyinggung langsung kasus tersebut, di tengah serangkaian banjir besar yang merendam Filipina. Pernyataan itu menjadi pemicu, membuat publik semakin geram dan kehilangan kepercayaan pada pemerintah.

“Rakyat tidak bisa lagi diam. Korupsi ini sudah merenggut nyawa karena banjir yang tak pernah tertangani,” kata seorang aktivis lingkungan di lokasi demonstrasi.

Resign di Lingkaran Kekuasaan

Skandal ini tidak hanya menjerat nama pejabat teknis, tetapi juga mengguncang jantung politik Filipina.

Ketua DPR Martin Romualdez yang merupakan sepupu Presiden Marcos mengundurkan diri pekan lalu setelah penyelidikan resmi dimulai.

Lebih dari 30 anggota DPR serta pejabat Departemen Pekerjaan Umum dan Jalan Raya dituding menerima suap dari perusahaan konstruksi.

Baca Juga :  Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Iran: Ketegangan Global Memuncak Usai Serangan AS

Tuduhan ini memperlihatkan dugaan pola suap sistemik dalam proyek infrastruktur pemerintah.

Departemen Keuangan memperkirakan kerugian mencapai 118,5 miliar peso (sekitar US$2 miliar) sepanjang 2023–2025.

Greenpeace bahkan menilai kerugian sesungguhnya bisa sembilan kali lipat, menembus US$18 miliar.

Presiden Minta Damai, Militer Siaga

Pada Senin (22/9), Marcos Jr. menyatakan dirinya “tidak menyalahkan rakyat” atas aksi turun ke jalan. Namun, ia mengimbau unjuk rasa berlangsung damai.

Militer juga ditempatkan dalam status “red alert” sebagai langkah antisipasi jika situasi semakin memburuk.

“Kami memahami kemarahan rakyat. Tapi jangan sampai perjuangan berubah menjadi kekerasan,” ujar Marcos dalam pernyataan resminya.

Masa Depan Demokrasi Filipina

Demo besar ini menjadi pengingat bahwa rakyat Filipina tidak tinggal diam menghadapi korupsi. Dari Mendiola hingga Istana Malacañan, suara mereka menggema: meminta transparansi, keadilan, dan akuntabilitas.

Banyak pihak menilai, jika kasus proyek banjir ini tidak ditangani dengan serius, maka gelombang protes bisa menjadi awal dari krisis politik yang lebih besar.

Filipina kembali dihadapkan pada pertanyaan lama: apakah pemerintahan yang dipimpin Marcos mampu mengembalikan kepercayaan rakyat?

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Sushila Karki Jadi PM Sementara Nepal, Dipilih Dari Discord
Kronologi Penembakan Charlie Kirk: Tyler Robinson Ditangkap Polisi
Trump Klaim Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Intelijen Justru Bilang Sebaliknya
Gencatan Senjata Iran-Israel Dimulai Hari Ini, IRAN Sebut Belum Ada Kesepakatan
Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Iran: Ketegangan Global Memuncak Usai Serangan AS
Trump Serukan Pengeboran Minyak Besar-Besaran: Dunia Minyak di Ambang Krisis Baru
Trump Resmi Bubarkan Voice of America
AS Bombardir Iran, Krisis Global Meningkat

Berita Terkait

Senin, 22 September 2025 - 06:54 WIB

Demo Anti Korupsi Mengguncang Manila, Rakyat Filipina Ke Turun Jalan

Senin, 15 September 2025 - 08:54 WIB

Sushila Karki Jadi PM Sementara Nepal, Dipilih Dari Discord

Minggu, 14 September 2025 - 00:38 WIB

Kronologi Penembakan Charlie Kirk: Tyler Robinson Ditangkap Polisi

Kamis, 26 Juni 2025 - 00:02 WIB

Trump Klaim Hancurkan Fasilitas Nuklir Iran, Intelijen Justru Bilang Sebaliknya

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:09 WIB

Gencatan Senjata Iran-Israel Dimulai Hari Ini, IRAN Sebut Belum Ada Kesepakatan

Berita Terbaru

Temuan ini menimbulkan kegelisahan masyarakat. Program yang diharapkan meningkatkan gizi anak-anak justru berubah menjadi ancaman bagi keselamatan mereka. Orang tua murid mulai mempertanyakan standar pengawasan pemerintah. -foto ilustrasi

Lintas Kalbar

Skandal Makan Gratis Ketapang: Dapur Tanpa Sertifikat Terbongkar

Jumat, 26 Sep 2025 - 00:57 WIB

Ramadan 2026 Muhammadiyah resmi ditetapkan jatuh pada Rabu, 18 Februari 2026. Keputusan ini dikeluarkan Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah melalui Maklumat No.01/MLM/I.1/B/2025, yang diumumkan pada Kamis (25/9/2025) - foto ilustrasi

Nasional

Muhammadiyah Tetapkan 1 Ramadan 1447 H 18 Februari 2026

Jumat, 26 Sep 2025 - 00:49 WIB

Selama ini, bea balik nama menjadi salah satu komponen terbesar dalam biaya pengurusan administrasi kendaraan bekas.

Otomotif

Bea Balik Nama Kendaraan Bekas Resmi Dihapus

Jumat, 26 Sep 2025 - 00:44 WIB