Finalis Bujang Dare Pontianak 2025 diberi arahan khusus dari Wali Kota Edi Rusdi Kamtono dalam pertemuan yang digelar di Ruang Pontive Center, Rabu (30/7/2025).
Dalam pertemuan tersebut, Wali Kota menekankan pentingnya peran finalis sebagai duta daerah yang tak hanya tampil menarik di atas panggung, tetapi juga memahami secara mendalam karakter dan dinamika Kota Pontianak.
“Bujang Dare bukan sekadar ajang unjuk penampilan. Ini tentang siapa yang mampu menjadi wajah representatif kota ini, baik secara intelektual, sosial, maupun budaya,” ujar Edi.
25 Persen Lahan Pontianak Kosong, Jadi Tantangan Pembangunan
Dalam arahannya, Edi memaparkan kondisi geografis dan demografis Kota Pontianak, termasuk fakta mengejutkan bahwa 25 persen lahan kota masih kosong. Ia menilai hal tersebut sebagai peluang dan tantangan besar, terutama dalam upaya pembangunan kota yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.
Menurutnya, pembangunan harus tetap menjaga keseimbangan lingkungan agar kota ini tetap nyaman dihuni dan berdaya saing tinggi.
“Kita ingin generasi muda juga memahami bahwa pembangunan tak bisa dilakukan serampangan. Harus berbasis data, kesadaran ekologi, dan partisipasi aktif masyarakat,” ungkapnya.
Finalis Bujang Dare Pontianak Diminta Paham Pemerintahan hingga Persoalan Kota
Wali Kota juga mengajak para finalis untuk memahami struktur pemerintahan daerah. Mereka diharapkan mengetahui bagaimana eksekutif, legislatif, dan yudikatif bersinergi untuk mewujudkan tata kelola kota yang baik.
Edi mencontohkan berbagai program positif yang sedang dijalankan Pemkot Pontianak, mulai dari penambahan ruang terbuka hijau, revitalisasi kawasan kota lama, hingga peningkatan indeks kebahagiaan warga melalui program Car Free Day.
“Kalian nanti akan jadi perpanjangan tangan pemerintah dalam menyampaikan informasi yang benar kepada masyarakat. Bekal pengetahuan kalian akan sangat menentukan citra Pontianak ke depan,” pesannya.
Isu Sampah dan Lingkungan Hidup Jadi Sorotan Penting
Dalam sesi tanya jawab, Edi menyinggung isu pengelolaan sampah dan tantangan lingkungan hidup yang kian kompleks. Ia meminta para finalis untuk aktif dalam menyuarakan pentingnya kesadaran kolektif menjaga kebersihan dan lingkungan kota.
“Bukan cuma bicara, tapi harus memberi contoh. Kalau kita bicara Pontianak bersih, ya kita harus memulainya dari diri sendiri,” ujarnya tegas.
Salah satu finalis, Achmad Athsir Al Qadri (19), mengaku terinspirasi setelah mendapatkan arahan langsung dari Wali Kota. Ia menyebutkan bahwa wawasan yang diberikan menjadi bekal penting untuk menjalankan peran sebagai duta kota.
“Pertemuan ini membuka mata kami. Pontianak punya banyak hal yang luar biasa, tapi juga tantangan besar. Kami ingin jadi lebih dari sekadar simbol kota. Kami ingin jadi agen perubahan,” kata Athsir.
Para finalis juga menyatakan kesiapannya untuk mengampanyekan gaya hidup sehat, peduli lingkungan, dan promosi wisata lokal selama masa tugas mereka.
Pontianak Butuh Duta Muda yang Cerdas, Ramah, dan Peka Sosial
Mengakhiri arahannya, Edi menyampaikan harapan agar para finalis bisa tampil sebagai pribadi yang beretika, ramah, dan peka terhadap kondisi sosial masyarakat. Ia yakin, jika dibekali pengetahuan dan kepedulian yang benar, para Bujang Dare bisa menjadi juru bicara terbaik untuk Kota Pontianak di masa depan.