Dua wilayah Kalbar (Kalimantan Barat) yakni Kabupaten Kubu Raya dan Kabupaten Mempawah, resmi menetapkan status darurat bencana asap akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian memburuk.
Langkah ini diambil sebagai respons atas meningkatnya intensitas kebakaran dan menurunnya kualitas udara di wilayah tersebut.
Ketua Satgas Bencana BPBD Kalbar, Daniel, menyampaikan bahwa penetapan status darurat ini bukan hanya soal teknis administrasi, tapi sebagai bentuk kesiagaan penuh menghadapi situasi yang bisa membahayakan keselamatan masyarakat.
“Ini bukan sekadar bencana lingkungan. Ini ancaman nyata terhadap kesehatan dan keselamatan masyarakat Kalbar,” ujar Daniel saat konferensi pers di Pontianak, Rabu (30/7/2025).
Dua Wilayah Kalbar, Terungkap! 1.038 Titik Panas Sebar di Kalbar
Data yang dihimpun BPBD Kalbar menunjukkan bahwa hingga Selasa (29/7/2025) malam pukul 23.00 WIB, terdeteksi sebanyak 1.038 titik panas (hotspot) di seluruh provinsi Kalimantan Barat.
Dari jumlah itu, 679 titik masuk kategori rendah, 251 titik kategori menengah, dan 108 titik diklasifikasikan tinggi, yang menjadi prioritas verifikasi karena berpotensi merupakan titik api aktif.
Kabupaten Sintang menjadi daerah dengan titik panas kategori tinggi terbanyak, yakni 29 titik. Diikuti oleh Sanggau, Mempawah, dan beberapa kabupaten lainnya yang turut mencatat lonjakan aktivitas panas.
“Yang kategori tinggi ini yang paling perlu diwaspadai. Tapi semua tetap harus diverifikasi langsung di lapangan,” tegas Daniel.
Gawat! Kalbar Masuki Fase Kritis Musim Kering
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan Kalbar telah memasuki fase musim kering yang sangat rawan terjadi karhutla. Kondisi ini diperparah dengan suhu yang meningkat dan angin kencang yang membuat api cepat menyebar.
BPBD Kalbar pun meningkatkan status siaga dan menginstruksikan seluruh kabupaten/kota untuk melakukan pemantauan udara secara intensif. Salah satunya dengan menggunakan drone surveillance untuk mendeteksi keberadaan titik api di daerah terpencil.
“Drone sudah dikerahkan, terutama di daerah dengan titik panas tinggi. Verifikasi cepat sangat penting untuk menghindari api menyebar tak terkendali,” jelas Daniel.
Pemadaman Terus Dilakukan, Masyarakat Diminta Tidak Bakar Lahan
Hingga kini, pemadaman masih berlangsung di sejumlah wilayah, termasuk Kubu Raya, Sambas, Singkawang, dan Bengkayang. Tim gabungan yang terdiri dari personel BPBD, TNI, Polri, relawan desa tangguh bencana, dan masyarakat dikerahkan untuk menekan laju kebakaran.
Di sisi lain, BPBD Kalbar mengimbau keras masyarakat untuk tidak membuka lahan dengan cara membakar, karena hal itu justru bisa memicu titik api baru yang sulit dikendalikan.
“Kita butuh kerja sama semua pihak. Ini bukan cuma tugas pemerintah, tapi tanggung jawab bersama demi keselamatan kita semua,” kata Daniel.
Ancaman Kesehatan dan Ekonomi Mengintai
Selain mengganggu aktivitas masyarakat, asap karhutla juga berdampak serius pada kesehatan, terutama bagi anak-anak, lansia, dan penderita penyakit pernapasan. Rumah sakit di beberapa daerah dilaporkan mulai menerima pasien dengan gejala ISPA akibat kabut asap yang mulai menyelimuti.
Sektor ekonomi, terutama pertanian dan transportasi, juga mulai terdampak. Penurunan jarak pandang akibat asap mulai menghambat lalu lintas udara dan jalur logistik darat.