50 remaja Singkawang jalani latihan kedisiplinan di Rindam XII/Tanjungpura sebagai langkah serius Pemerintah Kota dalam membentuk karakter generasi muda dan menekan maraknya aksi balap liar yang meresahkan masyarakat.
Pelatihan ini digelar selama 12 hari, mulai 23 Juni hingga 4 Juli 2025, di lingkungan Rindam XII/Tpr, dan dibuka langsung oleh Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie. Kegiatan ini menyasar pelajar dan remaja, mayoritas di antaranya merupakan peserta yang terjaring dalam razia balapan liar oleh tim gabungan Satpol PP, TNI/Polri, dan Dinas Perhubungan.
“Pelajar dan remaja yang ikut kegiatan ini adalah mereka yang terjaring patroli gabungan antara Satpol PP, TNI/Polri dan Dishub Kota Singkawang, karena telah melakukan balapan liar yang sangat meresahkan masyarakat,” kata Wali Kota Singkawang, Tjhai Chui Mie.
50 Remaja Singkawang Jalani Latihan Kedisiplinan Untuk Membangun Karakter Melalui Disiplin
Program bertajuk Pembentukan Karakter dan Disiplin Pelajar dan Remaja Kota Singkawang ini bukan sekadar pelatihan fisik. Lebih dari itu, kegiatan ini dirancang sebagai ruang transformasi bagi remaja agar menyadari pentingnya kedisiplinan, tanggung jawab, dan nilai-nilai kebangsaan.
Pemerintah Kota Singkawang menyadari bahwa kenakalan remaja tidak bisa diatasi hanya dengan hukuman. Diperlukan pendekatan edukatif yang menggugah kesadaran dan membentuk pola pikir baru.
Tanggapan Serius terhadap Balap Liar
Maraknya aksi balapan liar di Singkawang telah memicu kekhawatiran berbagai pihak. Selain mengganggu ketertiban lalu lintas, fenomena ini juga membahayakan keselamatan para pelaku dan masyarakat umum.
Melalui pelatihan ini, para peserta diperkenalkan pada nilai-nilai kehidupan yang lebih bermakna. Mereka diajak mengenali potensi diri, memahami risiko dari tindakan ugal-ugalan, serta belajar mencintai diri dan lingkungan sekitar.
“Mereka juga harus tahu akibat yang bisa ditimbulkan dari mereka balap liar itu, mereka bisa saja mencelakakan diri mereka sendiri dan orang lain,” ungkapnya.
Peran Orang Tua dan Masyarakat
Wali Kota Singkawang menegaskan pentingnya keterlibatan orang tua dalam proses pembentukan karakter anak-anak. Orang tua tidak bisa hanya menyerahkan tanggung jawab kepada sekolah atau pemerintah, tetapi juga perlu menjadi teladan dan pendamping utama di rumah.
Ia menegaskan, jika ke depan masih ditemukan aksi balapan liar yang melibatkan pelajar atau remaja, mereka akan langsung dikirim mengikuti pelatihan ini. Langkah tersebut menunjukkan ketegasan sekaligus kasih sayang terhadap generasi muda agar tidak semakin terjerumus.
“Diantara mereka juga ada yang mau ikut kesini atas kesadarannya sendiri,” imbuhnya.
“Orang tua juga harus berperan aktif dalam membentuk karakter dan kedisiplinan anak-anaknya di rumah, karena mereka inilah nantinya akan meneruskan perjuangan kita,” ujarnya.
Pembinaan dengan Sentuhan Kemanusiaan
Komandan Rindam XII/Tanjungpura, Kolonel Inf Aliyatin Mahmudi, menjelaskan bahwa pelatihan ini tidak melibatkan latihan militer keras. Sebaliknya, peserta diberikan materi wawasan kebangsaan, pengenalan diri, serta cara mengembangkan potensi melalui kegiatan positif.
Ia menyebutkan bahwa sebagian besar remaja yang terlibat dalam balapan liar sebenarnya memiliki semangat dan keberanian yang besar. Hanya saja, energi mereka tersalurkan ke arah yang salah. Dengan pembinaan yang tepat, semangat itu bisa diarahkan menjadi prestasi.
“Tidak ada latihan fisik layaknya latihan militer dalam kegiatan ini, mereka akan kami beri materi wawasan kebangsaan, menjadi pribadi yang berguna, mengenal diri dan menyalurkan bakat-bakat mereka,” ungkap Danrindam XII/Tanjungpura.
Harapan akan Generasi Tangguh
Kegiatan ini membuka harapan besar bahwa remaja-remaja Singkawang dapat tumbuh menjadi pribadi yang lebih bertanggung jawab, disiplin, dan mencintai tanah air. Mereka adalah aset masa depan yang harus dibina, bukan ditinggalkan.
Rindam XII/Tpr dan Pemkot Singkawang telah menunjukkan sinergi nyata dalam merawat generasi muda melalui pendidikan karakter. Sebuah langkah yang inspiratif, menggugah, dan pantas menjadi contoh bagi daerah lain di Indonesia.
“Kebanyakan mereka sudah punya nyali dan keinginan yang kuat, hanya saja saat ini mereka masih mengarahkan nya ke arah negatif, untuk itu mereka akan kita beri pemahaman agar mereka lebih terarah ke arah yang positif,” ujarnya.