Trump Serukan Pengeboran Minyak Besar-Besaran: Dunia Minyak di Ambang Krisis Baru

- Jurnalis

Selasa, 24 Juni 2025 - 00:45 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Trump Serukan Pengeboran Minyak Besar-Besaran: Dunia Minyak di Ambang Krisis Baru

Trump Serukan Pengeboran Minyak Besar-Besaran: Dunia Minyak di Ambang Krisis Baru

Trump serukan pengeboran minyak besar-besaran: dunia minyak di ambang krisis baru setelah Presiden Amerika Serikat itu mengunggah seruan mengejutkan di platform Truth Social pada Senin (23/6) malam waktu Indonesia. Dalam unggahannya, Trump memerintahkan Departemen Energi untuk segera meningkatkan produksi minyak dalam skala besar.

Seruan ini disampaikan di tengah meningkatnya kekhawatiran global atas potensi penutupan Selat Hormuz oleh Iran—jalur pelayaran vital bagi ekspor minyak dan gas dunia.

Trump Serukan Pengeboran Minyak Besar-Besaran

Dalam nada tinggi dan mendesak, Trump menulis seruan eksplisit kepada otoritas energi negaranya: Kepada Departemen Energi: NGEBOR, AYO NGEBOR!!! SEKARANG JUGA!!!” katanya.
Kalimat tersebut menggambarkan urgensi dan tekanan yang kini dirasakan pemerintahan Amerika terhadap ketidakpastian pasokan energi dunia.

Langkah Trump muncul setelah Iran menyampaikan ancaman akan menutup Selat Hormuz, menyusul serangan udara Amerika Serikat dan Israel terhadap tiga fasilitas nuklir Iran pada Minggu (22/6). Ancaman ini dianggap sangat serius, mengingat lebih dari 20 persen kebutuhan minyak harian global bergantung pada selat tersebut.

Selat Hormuz: Sumbu Ketegangan Baru Dunia

Selat Hormuz merupakan titik strategis dalam rantai pasok energi dunia. Jalur ini menghubungkan Teluk Persia ke Laut Arab dan menjadi saluran utama ekspor minyak mentah dari negara-negara seperti Arab Saudi, Iran, dan Irak. Selain itu, hampir seluruh ekspor gas alam cair (LNG) dari Qatar—eksportir terbesar dunia—juga melintasi selat ini.

Baca Juga :  Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Iran: Ketegangan Global Memuncak Usai Serangan AS

Jika Iran benar-benar menutup jalur tersebut, dampaknya bisa melumpuhkan distribusi energi global, mendorong inflasi tinggi, dan mengganggu kestabilan ekonomi banyak negara.

Harga Minyak Langsung Melonjak Tajam

Tak butuh waktu lama, pasar langsung bereaksi terhadap seruan Trump dan meningkatnya eskalasi di Timur Tengah. Harga minyak mentah dunia melonjak drastis pada perdagangan Senin (23/6). Minyak jenis Brent naik USD 1,88 atau 2,44 persen menjadi USD 78,89 per barel. Sementara minyak mentah WTI AS naik USD 1,87 atau 2,53 persen ke level USD 75,71 per barel.

Di awal sesi perdagangan, kedua jenis kontrak sempat melonjak lebih dari 3 persen, masing-masing menyentuh USD 81,40 dan USD 78,40 per barel—harga tertinggi dalam lima bulan terakhir. Kenaikan ini mencerminkan betapa sensitifnya pasar terhadap konflik geopolitik dan pernyataan politik dari tokoh berpengaruh seperti Trump.

Trump Ingin Harga Minyak Tetap Rendah

Dalam unggahan lainnya, Trump mengingatkan semua pihak agar menjaga stabilitas harga minyak dunia. Ia menekankan bahwa harga yang melonjak hanya akan menguntungkan musuh, dan menyerukan kerja sama untuk memastikan minyak tetap terjangkau bagi masyarakat.

Baca Juga :  140 WNI Korban Penipuan Online Scam di Myanmar Berhasil Dipulangkan

Namun, seruan ini menuai dilema. Di satu sisi, Trump ingin harga tetap rendah, tetapi di sisi lain ia mendesak percepatan produksi—langkah yang membutuhkan investasi dan waktu tidak sedikit.

SEMUA PIHAK, JAGA HARGA MINYAK TETAP RENDAH. SAYA MENGAWASI! KALIAN SEDANG BERMAIN SESUAI SKENARIO MUSUH. JANGAN LAKUKAN ITU!” kata Trump.

Potensi Krisis Energi Dunia

Banyak analis memperkirakan bahwa jika ketegangan terus meningkat dan Selat Hormuz benar-benar ditutup, harga minyak bisa meroket hingga USD 130 per barel atau bahkan lebih. Lonjakan ini dapat memicu krisis energi global, memukul negara-negara importir minyak, memperparah inflasi, dan menghambat pemulihan ekonomi pasca-pandemi.

Beberapa negara bahkan mulai mempertimbangkan rencana darurat untuk mengamankan pasokan energi nasional mereka, termasuk diversifikasi sumber energi dan peningkatan cadangan strategis.

Geopolitik, Energi, dan Arah Kebijakan AS

Seruan Trump mencerminkan pendekatan agresif terhadap kemandirian energi nasional dan perlindungan kepentingan strategis Amerika. Namun, langkah ini juga membuka ruang bagi perdebatan internal, terutama dari kalangan yang mendorong transisi energi bersih dan pengurangan emisi karbon.

Di tengah kampanye pemilu mendatang, isu energi tampaknya akan menjadi salah satu senjata politik utama bagi Trump untuk menarik dukungan, terutama dari negara bagian penghasil energi dan kalangan industri minyak dan gas.

Dunia Menunggu Arah Langkah Selanjutnya

Kini dunia memandang dengan cemas ke arah Teluk Persia, menanti bagaimana Iran akan bertindak dan bagaimana AS merespons secara militer maupun ekonomi. Jika konflik terus bereskalasi, maka krisis energi yang lebih dalam hampir tak terelakkan.

Sementara itu, pasar, industri, dan masyarakat global hanya bisa berharap agar situasi segera mereda, dan stabilitas energi dunia kembali terjaga.

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Gencatan Senjata Iran-Israel Dimulai Hari Ini, IRAN Sebut Belum Ada Kesepakatan
Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Iran: Ketegangan Global Memuncak Usai Serangan AS
Trump Resmi Bubarkan Voice of America
AS Bombardir Iran, Krisis Global Meningkat
Rudal Iran Hantam Rumah Sakit Israel, Netanyahu Naik Pitam
Proses Novemdiales Dimulai, Vatikan Bersiap Gelar Konklaf
AS Akan Tutup 17 Konjen, Termasuk di Indonesia
Polri Kirim Tim Medis Ke Myanmar Bantu Korban Gempa

Berita Terkait

Selasa, 24 Juni 2025 - 10:09 WIB

Gencatan Senjata Iran-Israel Dimulai Hari Ini, IRAN Sebut Belum Ada Kesepakatan

Selasa, 24 Juni 2025 - 00:56 WIB

Putin Tegaskan Rusia Akan Bantu Iran: Ketegangan Global Memuncak Usai Serangan AS

Selasa, 24 Juni 2025 - 00:45 WIB

Trump Serukan Pengeboran Minyak Besar-Besaran: Dunia Minyak di Ambang Krisis Baru

Minggu, 22 Juni 2025 - 08:42 WIB

Trump Resmi Bubarkan Voice of America

Minggu, 22 Juni 2025 - 08:19 WIB

AS Bombardir Iran, Krisis Global Meningkat

Berita Terbaru

Rumah Kemasan Pontianak Resmi Dibuka, UMKM Kini Bisa Kemas Produk Gratis

Kota Pontianak

Rumah Kemasan Pontianak Resmi Dibuka, UMKM Kini Bisa Kemas Produk Gratis

Selasa, 24 Jun 2025 - 00:21 WIB