Potensi Uranium dan Energi Nuklir di Indonesia semakin menjadi sorotan setelah PT PLN (Persero) mengungkapkan bahwa Kalimantan Barat menyimpan cadangan uranium sekitar 24.112 ton.
Cadangan ini dinilai strategis untuk mendukung transisi energi nasional dan kemungkinan pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) di masa depan.
Cadangan Uranium di Kalbar Terungkap dalam RUPTL
Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PLN 2025–2034 yang dirilis pada Juni 2025 mencantumkan secara eksplisit potensi uranium dan thorium sebagai sumber energi primer untuk PLTN.
Kabupaten Melawi, Kalimantan Barat, disebut memiliki cadangan uranium hingga 24 ribu ton, berdasarkan Atlas Geologi Sumber Daya Mineral dan Energi Kalimantan Barat.
“Selain batu bara, terdapat juga potensi energi nuklir berupa uranium/thorium di Kabupaten Melawi yang dapat digunakan sebagai energi primer PLTN,” tulis dokumen resmi RUPTL tersebut.
Dukungan dari Pemerintah dan Studi Kelayakan
Meski potensi besar telah diidentifikasi, pemanfaatan uranium untuk pembangkit listrik masih memerlukan kebijakan lanjutan dari pemerintah pusat. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) sendiri telah merilis Keputusan Menteri ESDM Nomor 85.K/TL.01/MEM.L/2025 tentang pengembangan energi nuklir sebagai bagian dari Rencana Umum Ketenagalistrikan Nasional (RUKN).
Menurut Sekretaris Daerah Kalbar, Harisson, pengelolaan uranium sepenuhnya berada di bawah kewenangan pusat, khususnya Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), yang sebelumnya dikenal sebagai BATAN.
“Dulu memang pernah ada informasi dari BATAN bahwa di Melawi ada kandungan uranium. Namun sampai saat ini belum ada izin pertambangan resmi yang masuk,” ujar Harisson kepada wartawan, Kamis (19/6/2025).
Potensi Uranium dan Energi Nuklir sebagai Solusi Transisi Energi
PLN melalui program Accelerated Renewable Energy Development (ARED) berkomitmen untuk mempercepat pemanfaatan energi bersih dan minim emisi karbon. Dalam konteks ini, PLTN dipertimbangkan sebagai alternatif untuk menghasilkan listrik baseload tanpa emisi gas rumah kaca (GRK), seiring dorongan global menuju net-zero emission.
Uranium, sebagai bahan bakar utama PLTN, memiliki kemampuan tinggi dalam menghasilkan energi. Satu kilogram uranium-235, bila difisikan sempurna, dapat menghasilkan energi setara 1.500 ton batu bara. Selain efisien, teknologi nuklir modern juga terus dikembangkan untuk menjamin keamanan reaktor dan limbah radioaktif.