BPS Jawab Soal 60% Rakyat RI Miskin Menurut Bank Dunia

- Jurnalis

Kamis, 1 Mei 2025 - 01:00 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

BPS jawab soal 60% rakyat RI miskin

BPS jawab soal 60% rakyat RI miskin

BPS jawab soal 60% rakyat RI miskin menurut Bank Dunia. Kemiskinan Indonesia kembali jadi sorotan usai Bank Dunia merilis laporan terbarunya. Disebutkan bahwa 60,3% atau sekitar 171,91 juta penduduk Indonesia tergolong miskin menurut standar global untuk negara berpendapatan menengah ke atas.

Angka ini memang turun dibandingkan tahun-tahun sebelumnya: 61,8% pada 2023 dan 62,6% di 2022. Namun tetap saja, angka ini mengejutkan banyak pihak.

Baca Juga :  Prabowo Diminta Maju Pilpres 2029 Oleh Gerindra, Ini Alasannya!

Mengapa Angka Bank Dunia Bisa Tinggi?

Bank Dunia menggunakan garis kemiskinan sebesar US$6,85 PPP per kapita per hari, jauh lebih tinggi dibandingkan standar nasional Indonesia sebesar US$2,15 PPP per kapita per hari.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Amalia Adininggar Widyasanti menanggapi dengan tegas. Menurutnya, setiap negara memiliki ciri khas masing-masing dalam menentukan standar kemiskinan.

“Bank Dunia sendiri menyampaikan bahwa garis kemiskinan global bukanlah acuan mutlak bagi setiap negara,” tegas Amalia di Istana Kepresidenan, Rabu (30/4/2025).

Standar Nasional Lebih Kontekstual

Amalia menjelaskan bahwa Indonesia menggunakan pendekatan daerah untuk menghitung kemiskinan. Garis kemiskinan di DKI Jakarta tentu berbeda dengan Papua Selatan, karena kondisi sosial dan ekonomi yang tidak seragam.

Baca Juga :  THR ASN 2025 Tetap Cair! Prabowo Pastikan Kebijakan Pro Rakyat Berjalan

“Kita menghitung berdasarkan kondisi di masing-masing provinsi, lalu dijadikan angka nasional,” jelasnya.

Dengan metode ini, pemerintah dapat mengukur kemiskinan secara lebih nyata dan relevan.

“Waktu kita menghitung angka kemiskinan basisnya bukan national poverty line, tetapi angka kemiskinan di masing-masing provinsi yang kemudian kita agregasikan menjadi angka nasional,” jelas Amalia.

“Dengan demikian kita bisa menunjukkan bahwa standar hidup di provinsi DKI tidak akan sama dengan standar hidup di provinsi misalnya Papua Selatan,” terangnya.

Perlu Sikap Bijak terhadap Data Global

Amalia juga mengajak masyarakat untuk bijak menyikapi data dari lembaga internasional.

“Dengan demikian mari kita lebih bijak untuk memaknai dan memahami angka kemiskinan yang dikeluarkan oleh Bank Dunia, karena itu bukanlah suatu keharusan kita menerapkan. Tetapi memang itu hanya sebagai referensi saja,” tegas Amalia.

“Angka dari Bank Dunia hanyalah referensi, bukan kewajiban yang harus kita ikuti. Kita punya metodologi sendiri yang sudah teruji dan sesuai karakter bangsa,” pungkasnya.

“Biar nggak ketinggalan info penting dan update berita terbaru, langsung aja ikuti Gencilnews lewat WhatsApp Channel. Praktis, cepat, dan pastinya terpercaya!”

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terkait

Kasus COVID-19 Indonesia Naik Lagi, Ini Daerah Terparah
Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Ini Respons DPR dan Pemerintah
Panen Raya Jagung di Bengkayang, Prabowo Subianto Dijadwalkan Hadir 2 Juni 2025
Tolak Barak Militer! Kalbar Usung Pendekatan Humanis untuk Anak Bermasalah
Panglima TNI Kerahkan Pasukan di Seluruh Indonesia Amankan Kejaksaan
Inspeksi Kawasan Tanpa Rokok Pontianak, Satgas Tegas Terapkan Perda dan Denda Baru
Pajak Penghasilan Orang Kaya Jadi Sorotan, Prabowo Tegaskan Prinsip Keadilan
Letjen Kunto Arief Wibowo Dimutasi Usai Ayahnya Kritik Gibran

Berita Terkait

Rabu, 4 Juni 2025 - 00:20 WIB

Kasus COVID-19 Indonesia Naik Lagi, Ini Daerah Terparah

Rabu, 28 Mei 2025 - 00:13 WIB

Putusan MK soal Sekolah Swasta Gratis, Ini Respons DPR dan Pemerintah

Selasa, 27 Mei 2025 - 00:10 WIB

Panen Raya Jagung di Bengkayang, Prabowo Subianto Dijadwalkan Hadir 2 Juni 2025

Selasa, 13 Mei 2025 - 00:17 WIB

Tolak Barak Militer! Kalbar Usung Pendekatan Humanis untuk Anak Bermasalah

Senin, 12 Mei 2025 - 08:24 WIB

Panglima TNI Kerahkan Pasukan di Seluruh Indonesia Amankan Kejaksaan

Berita Terbaru

Motif Biadab Uray Abadi Terungkap! Sakit Hati Dengan Pengasuh

Kriminal

Motif Biadab Uray Abadi Terungkap! Sakit Hati Dengan Pengasuh

Selasa, 17 Jun 2025 - 00:30 WIB

Sebanyak 54 anak di bawah umur terjaring dalam kegiatan monitoring dan sosialisasi gabungan pembatasan jam malam anak yang digelar oleh Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Pontianak, Sabtu malam (14/6/2025). Kegiatan berlangsung mulai pukul 21.00 hingga 01.00 WIB di wilayah Kecamatan Pontianak Tenggara.

Kota Pontianak

Patroli Jam Malam Pontianak, 54 Anak Tertangkap di Luar Rumah

Selasa, 17 Jun 2025 - 00:15 WIB

Seorang dokter kulit (di layar) mendeteksi kanker kulit melalui telemedicine (foto: ilustrasi). Perusahaan teknologi Inggris kembangkan sistem deteksi kanker kulit menggunakan AI yang otonom dengan menggunakan telepon pintar.

Kesehatan

AI Diagnosis Kanker Kulit Lewat Ponsel

Selasa, 17 Jun 2025 - 00:02 WIB

Kumpulan Doa Pelancar Rezeki, Agar Rezeki Tak Terputus - Foto Ilustrasi

Mimbar Islam

Kumpulan Doa Pelancar Rezeki, Agar Rezeki Tak Terputus

Selasa, 17 Jun 2025 - 00:01 WIB