GreenTeams Gelar Diskusi Kolaboratif Dekarbonisasi Industri Menuju Net Zero 2050 di Hari Bumi 

- Jurnalis

Kamis, 24 April 2025 - 00:17 WIB

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

GreenTeams Gelar Diskusi Kolaboratif Dekarbonisasi Industri Menuju Net Zero 2050 di Hari Bumi 

GreenTeams Gelar Diskusi Kolaboratif Dekarbonisasi Industri Menuju Net Zero 2050 di Hari Bumi 

GreenTeams Gelar Diskusi Kolaboratif Dekarbonisasi Industri Menuju Net Zero 2050 di Hari Bumi.

GreenTeams (PT Trusur Unggul Teknusa) berkolaborasi dengan Ecoxyztem menggelar diskusi berjudul “Peta Jalan Dekarbonisasi Industri di Indonesia: Strategi Menuju Net Zero 2050” di MM2100 Office.

Forum kolaboratif ini mempertemukan berbagai pemangku kepentingan, seperti pemerintah yang dihadiri oleh perwakilan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kementerian Perindustrian, para ahli di bidang lingkungan serta para pelaku industri yang berasal dar 10 industri yang wajib menerapkan Sistem Informasi Pemantauan Emisi Industri Kontinyu (SISPEK).

GreenTeams, sebagai penyedia layanan teknologi untuk pemantauan kualitas udara dan emisi, siap mendukung implementasi peta jalan dekarbonisasi ini.

Jaja Ahmad Subarja, Founder GreenTeams, mengungkapkan, “Kami optimis bahwa dekarbonisasi industri Indonesia dapat tercapai dengan dukungan teknologi yang menghasilkan data yang akurat, transparan, dan dapat ditindaklanjuti. Data tersebut menjadi dasar penting dalam pengambilan keputusan, perencanaan strategi pengurangan emisi, serta pemenuhan regulasi lingkungan. GreenTeams siap mendampingi industri dan regulator dalam pemantauan kualitas udara dan emisi secara berkelanjutan, guna menciptakan lingkungan yang lebih sehat, bersih, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang.

Diskusi berformat talkshow ini dibuka dengan sambutan dari Dr. Winardi, M.Si., Direktur Perwilayahan Industri, Kementerian Perindustrian, H. Darwoto, S.E., Deputy Director Kawasan Industri MM2100, serta Ir. Noor Rachmaniah, Kepala Kelompok Kerja Pengendalian Pencemaran dan Mutu (Pokja PPMU), Kementerian Lingkungan Hidup, mengantar diskusi yang membahas pentingnya strategi dalam merencanakan peta jalan dekarbonisasi sebagai syarat utama dalam rantai pasok global.

Ir. Noor Rachmaniah, Kepala Pokja PPMU, Kementerian Lingkungan Hidup dalam sambutannya menyatakan, “Kami juga mengapresiasi pemasangan Stasiun Pemantau Kualitas Udara Ambien (SPKUA) yang telah dilakukan oleh kawasan MM2100. Ke depannya, akan ada penambahan titik sesuai dengan arahan (Menteri Lingkungan Hidup), yaitu pemasangan minimal 2 titik SPKUA yang mengikuti arah angin (up wind dan down wind) dan mempertimbangkan pengaruhnya terhadap lokasi kawasan ini. Hasil pemantauan SPKUA tersebut ditampilkan dalam bentuk Indeks Standar Pencemar Udara (ISPU).” 

Pemantauan emisi secara berkelanjutan, termasuk pembangunan SPKU di kawasan industri, menjadi langkah kunci untuk menghasilkan data yang transparan. Data ini penting untuk mendukung evaluasi, akuntabilitas, serta pengambilan kebijakan yang tepat dalam upaya dekarbonisasi.

Sejalan dengan hal tersebut,  Sri Gadis Pari Bekti, Ketua Tim Dekarbonisasi Industri, Kementerian Perindustrian menyampaikan dalam sambutannya, “Kementerian Perindustrian sedang menyiapkan Peta Jalan Dekarbonisasi Industri yang direncanakan akan bisa dipublikasikan dalam waktu dekat. Roadmap ini bertujuan untuk memfasilitasi transisi yang menyeimbangkan pertumbuhan ekonomi dengan target keberlanjutan untuk pencapaian Net Zero Emission Sektor Industri pada tahun 2050 atau sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.” 

Di antara panelis hadir Maria R. Nindita Radyati, Ph.D., Presiden Direktur Institute for Sustainability and Agility (ISA), pakar Environmental, Social, and Governance (ESG) dan keberlanjutan, Sri Gadis Pari Bekti, Ketua Tim Dekarbonisasi Industri, Kementerian Perindustrian, Mohamad Bijaksana Junerosano, Tenaga Ahli Menteri, Kementerian Lingkungan Hidup, dan Ipa Teguh Akbar, National Sales Manager GreenTeams serta dimoderatori oleh jurnalis senior Amir Sodikin.

Hasil diskusi menunjukkan bahwa keberlanjutan kini telah menjadi standar baru dalam rantai pasok global. Bahkan, produk yang secara teknis sudah baik pun bisa ditolak pasar jika dinilai memiliki jejak karbon yang terlalu tinggi.

Hal ini menggarisbawahi bahwa persoalan bukan lagi hanya mengenai kualitas produk, tetapi juga tentang kepedulian terhadap lingkungan yang semakin mendapat sorotan.

Karena itu, penting bagi kita untuk mengelola dan mengantisipasi dampak lingkungan sejak awal proses produksi sebagai bagian dari strategi jangka panjang.

Untuk mewujudkan hal tersebut, dibutuhkan kerja sama lintas sektor yang solid. Melalui forum kolaboratif ini, diharapkan tercipta sinergi yang lebih kuat antara sektor industri, pemerintah, ahli, dan masyarakat, guna mempercepat transisi menuju ekonomi hijau yang berkelanjutan.

Salah satu langkah konkret yang tengah disiapkan oleh Kementerian Perindustrian adalah Peta Jalan Dekarbonisasi Industri, yang akan dipublikasikan dalam AIGIS Summit 2 pada bulan Agustus sebagai bagian dari upaya mempercepat pencapaian ENDC 2030 dan NZE Sektor Industri 2050 sepuluh tahun lebih cepat dari target nasional.

“Biar nggak ketinggalan info penting dan update berita terbaru, langsung aja ikuti Gencilnews lewat WhatsApp Channel. Praktis, cepat, dan pastinya terpercaya!”

Follow WhatsApp Channel gencilnews.com untuk update berita terbaru setiap hari Follow

Berita Terbaru

Kotim Belajar ke Pontianak, UMKM Jadi Sorotan Utama

Kota Pontianak

Kotim Belajar ke Pontianak, UMKM Jadi Sorotan Utama

Kamis, 24 Apr 2025 - 02:43 WIB

Kalbar Masuk 14 Provinsi Prioritas Program Padi Nasional

Kota Pontianak

Kalbar Masuk 14 Provinsi Prioritas Program Padi Nasional

Kamis, 24 Apr 2025 - 02:00 WIB

Pontianak Raih Apresiasi Kemenpan RB atas Layanan Publik 2024

Kota Pontianak

Pontianak Raih Apresiasi Kemenpan RB atas Layanan Publik 2024

Kamis, 24 Apr 2025 - 01:30 WIB